Jombang, NU Online
Salah seorang pengasuh Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas Jombang KH Abdul Kholiq Hasan menandaskan bahwa saat ini sudah saatnya umat disadarkan akan pentingnya memahami al-Qur'an. Selanjutnya, diharapkan sejumlah pesan dari kitab suci tersebut dapat diejawantah dalam keseharian.
<>
Ia menyampaikan hal itu saat mengisi kajian di Masjid Ar-Ridho Mojoagung Jombang, Jawa Timur (29/8). Kajian yang diikuti jamaah rutin tersebut diawali dengan penyampaian sejumlah kisah keteladanan para orang tua yang memiliki kepedulian kepada pendidikan anak, khususnya terhadap al-Qur'an.
"Dari sejumlah kisah yang di ketengahkan dalam kitab-kitab klasik membenarkan akan hal ini," kata Gus Kholiq, sapaan akrabnya.
Karena itu kepada para jamaah, Gus Kholiq mengajak untuk terus memupuk rasa senang dan bangga kepada anak-anak yang memiliki kemampuan membaca al-Qur'an dengan baik. Demikian juga mereka yang berkenan menghafal kitab suci umat Islam ini dipandang sebagai sebuah prestasi yang layak dipertahankan. "Yang juga sangat penting adalah mengamalkan apa yang menjadi perintah dalam al-Qur'an," tandasnya.
Oleh karena itu, pimpinan di Institut Agama Islam Bani Faffah Tambakberas Jombang ini mengajak para jamaah untuk memiliki perhatian kepada anak-anak agar diberikan kesempatan belajar al-Qur'an sejak dini. "Ini penting sebagai bagian dari melaksanakan perintah agama," terangnya.
Katib Syuriah PCNU Jombang ini mengistilahkan pengenalan dan pendalaman kitab suci umat Islam ini dengan upaya pemberantasan buta huruf al-Qur'an. "Kalau selama ini kita mengenal pemberantasan buta huruf serta buta aksara, maka umat Islam juga harus mendengungkan pemberantasan terhadap buta huruf al-Qur'an," tandasnya.
Apalagi di Jombang sendiri yang dikenal dengan kota santri ternyata masih banyak para pelajar yang belum mengenal dengan baik al-Qur'an. "Orang tua hanya fokus kepada pemberantasan buta huruf dan membekali anak-anaknya dengan pengetahuan umum," sergahnya. Padahal, sebagai kota santri yang juga menyediakan banyak pesantren dan lembaga pendidikan agama, sudah seharusnya hal ini menjadi kepedulian para orang tua, lanjutnya.
Terhadap keengganan sebagian orang tua tersebut, Gus Kholiq ikut prihatin. "Ini menandakan bahwa para orang tua belum memiliki pemahaman yang menyeluruh terhadap pesan agama," katanya. Hal ini juga menjadi catatan tersendiri bagi para ulama, kiai serta tokoh agama untuk bersama-sama menggelorakan semangat pemberantasan buta huruf al-Qur'an.
"Karena kalau diperhatikan dengan seksama, al-Qur'an tidak semata memberikan wawasan keagamaan juga sarat dengan ilmu pengetahuan dan teknologi," ungkapnya. Sejumlah ulama kenamaan pada jaman kejayaan Islam ternyata mampu menggali pesan keagamaan dan pengetahuan yang terkandung dalam kitab suci tersebut.
Gus Kholiq membayangkan, pada saatnya umat Islam dari berbagai disiplin ilmu dapat duduk bersama untuk menggali secara menyeluruh kandungan al-Qur'an. "Ini tentu saja akan menambah keyakinan umat Islam dan rasa bangga atas agama yang dianut," pungkasnya. (Syaifullah/Mahbib)
Terpopuler
1
Guru Madin Didenda Rp25 Juta, Ketua FKDT: Jangan Kriminalisasi
2
Khutbah Jumat: Meneguhkan Qanaah dan Syukur di Tengah Arus Hedonisme
3
Gus Yahya Dorong Kiai Muda dan Alumni Pesantren Aktif di Organisasi NU
4
MK Larang Wamen Rangkap Jabatan di BUMN, Perusahaan Swasta, dan Organisasi yang Dibiayai Negara
5
Pemerintah Perlu Beri Perhatian Serius pada Sekolah Nonformal, Wadah Pendidikan Kaum Marginal
6
KH Kafabihi Mahrus: Tujuan Didirikannya Pesantren agar Masyarakat dan Negara Jadi Baik
Terkini
Lihat Semua