Nasional

Saat Ini Kripik dan Gethuk Saling Anggap Kafir dan Syirik

NU Online  ·  Senin, 10 April 2017 | 05:08 WIB

Kudus, NU Online
Orang beragama saat ini saling menuduh kafir maupun syirik. Budayawan asal Jombang, Emha Ainun Nadjib meminta masyarakat untuk belajar dari “mazhab telo”. 

Telo yang dalam bahasa Indonesia adalah ketela merupakan bahan dasar makanan. Ketela bisa dibuat kripik, gethuk dan beraneka macam makanan yang lain. Yang terjadi, saat ini ungkap Cak Nun, kripik menganggap “syirik” gethuk sedangkan gethuk menganggap “kafir” kripik.  

“Untuk itu kita harus mengerti gethuk sampai telo,” harapnya dalam Sinau Bareng Cak Nun dan Kiai Kanjeng yang dilaksanakan di SMPN 1 Dawe, Kudus, Jumat (7/4) malam.

Sinau itu Menemukan
Pada Reuni Perak 25 Tahun Alumni SMPN 1 Dawe angkatan 1991 itu, ia mengatakan, dalam dunia pendidikan siswa harus sinau. “Sinau iku ora diwurui tapi goleki, menemukan,” jelas suami Novia Kolopaking kepada jamaah yang hadir. 

Sinau, tutur pimpinan grup Kiai Kanjeng itu, tujuannya untuk kebaikan. Kesempatan itu, ia mencontohkan orang yang disuruh untuk memilih antara baik, pintar, kuasa atau kaya tentu lanjut Cak Nun orang mesti memilih baik. 

“Wong pinter tapi ora apik ya bahaya,” contoh Cak Nun menambahkan.  

Makanya, kiai mbeling itu menggarisbawahi bahwa Islam yang dibawa oleh para wali kurun abad 8–9 merupakan orang-orang baik. Sehingga meski dalam kurun waktu 3 tahun sudah ada hasilnya. 

Nah, kembali soal sekolah, masih menurutnya, tujuan dari sekolah agar menjadi anak yang baik. Utamanya baik karakter, akhlaknya. (Syaiful Mustaqim/Abdullah Alawi)