Blora, NU Online
Selama ini, lembaga pendidikan pesantren dan madrasah belum memiliki sistem manajemen dan informasi yang didukung basis teknologi digital. Padahal, sistem ini sangat penting untuk kemajuan lembaga pendidikan, baik di level dasar maupun tingkat lanjut.
<>
Hal itu menjadi kegelisahan Rabithah Ma'ahid Islamiyyah Nahdlatul Ulama (RMI-NU) Jawa Tengah dengan meluncurkan Sistem Manajemen Pesantren dan Madrasah (Simapes), pada Ahad (1/03) lalu.
Peluncuran Simapes, berbarengan dengan halaqah 'Regenerasi Kader Ulama', yang berlangsung di pesantren al-Hikmah, Ngadiwerno, Blora, Jawa Tengah. Hadir dalam agenda ini, KH. Ubaidillah Shodaqoh (Rais Syuriah PWNU Jawa Tengah), KH. Abdul Ghoffar Rozien, M.Ed (Ketua RMI NU Jateng), Drs. H. Ahmadi, M.Ag (Kepala Kanwil Kemenag Jawa Tengah), Dr. KH. Abd. Ghoffur Maimun (Sarang) dan segenap perwakilan pengasuh pesantren se-Jawa Tengah.
Dalam sambutannya, Ketua RMI NU Jawa Tengah KH Abdul Ghoffar Rozien mengungkapkan, bahwa sudah saatnya pesantren mempunyai sistem manajemen pendidikan yang berbasis teknologi.
"Saat ini, pesantren dan juga madrasah, menghadapi tiga tantangan penting. Yakni, kaderisasi ulama, kemandirian ekononomi, dan manajemen yang handal," terang kiai yang akrab disapa Gus Rozien ini.
Untuk itu, lanjutnya, RMI NU berusaha mengawali langkah untuk mencipta sistem manajemen pesantren dan madrasha yang didukung oleh sistem teknologi. "Sistem manajemen dan informasi pesantren dengan basis teknologi digital, sangat penting untuk mendukung pembelajaran di pesantren saat ini. Selain itu, kaderisasi ulama dan kemandirian ekonomi pesantren juga menjadi tanggung jawab bersama," tegasnya.
Program Simapes yang diluncurkan RMI NU Jateng, mendapat sambutan positif dari Kementrian Agama Jawa Tengah. Kakanwil Kemenag Jateng H. Ahmadi menegaskan bahwa lembaga yang dipimpinnya sangat mendukung apa yang sudah dikerjakan oleh RMI NU Jateng.
"Kami sangat mendukung apa yang sudah dikerjakan oleh Simpas, karena ini memberi kontribusi positif bagi pengembangan pesantren dan madrasah. Di Jawa Tengah, ada sekitar 20 ribu lembaga pendidikan dari pesantren dan madrasah. Kalau didukung oleh Simpes, tentu akan sangat luar biasa," dukung Ahmadi. Untuk waktu ke depan, Kemenag Jateng akan mengundang RMI NU Jateng untuk melakukan Forum Group Discussion (FGD) sebagai tindak lanjut dari kegiatan ini.
Di sisi lain, KH. Ubaidillah Shodaqoh menegaskan bahwa pesantren saat ini sudah harus berpikir strategis dan memikirkan manajemen yang cerdas. "Lembaga pesantren dan madrasah, saat ini harus berpikir tentang pengelolaan yang baik dengan pemimpin yang mumpuni dan manajemen yang handal. Saya sudah pernah melakukan kunjungan pesantren Sulaimaniyyah di Turki. Mereka mengelola pendidikan sangat detail. Tentu saja, perlu ada kompromi, agar dapat diterapkan di Indonesia," terang Kiai Ubaid.
Peluncuran Simapes ini, menjadi wujud kepedulian RMI NU Jawa Tengah untuk mendukung pengelolaan pendidikan di pesantren dan madrasah agar lebih berkembang. (Munawir Aziz/Abdullah Alawi)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Inilah Obat bagi Jiwa yang Hampa dan Kering
2
Khutbah Jumat: Bahaya Tamak dan Keutamaan Mensyukuri Nikmat
3
Khutbah Jumat: Belajar dari Pohon Kurma dan Kelapa untuk Jadi Muslim Kuat dan Bermanfaat
4
Mulai Agustus, PBNU dan BGN Realisasikan Program MBG di Pesantren
5
Zaman Kegaduhan, Rais Aam PBNU Ingatkan Umat Islam Ikuti Ulama yang Istiqamah
6
PBNU Tata Ulang Aset Nahdlatul Ulama Mulai dari Sekolah, Rumah Sakit, hingga Saham
Terkini
Lihat Semua