Nasional

Restorasi Gambut Tak Terpisah dari Agama dan Ekonomi

NU Online  ·  Selasa, 24 April 2018 | 20:30 WIB

Banjarmasin, NU Online
Permasalahan lahan gambut di Indonesia sudah cukup parah sehingga perlu ditangani secara khusus. Presiden Joko Widodo pada awal tahun 2016 lalu membentuk Badan Restorasi Gambut (BRG). Sejak mula didirikannya, BRG telah menggandeng Nahdlatul Ulama (NU) untuk mengedukasi masyarakat melalui pesan keagamaan agar tidak lagi melakukan tindakan yang dapat merusak lingkungan dan merugikan masyarakat luas.

Deputi III BRG Myrna A Syafitri menyampaikan rasa terima kasihnya atas sinergitas yang telah dibangun antara BRG dan NU, khususnya NU Online yang telah memublikasikan pesan restorasi dengan bahasa agama.

“Kita berterima kasih kepada NU karena dari tahun 2016 kita ada kerja sama dengan NU Online juga untuk menyampaikan pesan-pesan restorasi gambut kepada masyarakat dengan bahasa-bahasa yang agamis,” ujarnya saat ditemui NU Online usai membuka Lokalatih Peningkatan Kapasitas DaiRestorasi Gambut di hotel Royal Jelita, Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Selasa (24/4).

(Baca: BRD Percepat Restorasi Lahan Gambut dengan Gandeng Para Dai)
Hal ini menurutnya perlu digalakkan. Ia tidak ingin melihat kegiatan penyelamatan dan pemeliharaan gambut terpisah dari kegiatan keagamaan.

“Kami sangat berkepentingan agar pesan-pesan agama yang bernuansakan kepada kecintaan kita kepada alam melalui ekosistem gambut itu dapat disuarakan,” katanya.

Oleh karena itu, kegiatan ini sengaja didesain dengan melibatkan dai yang berasal dari desa-desa. Ia menyadari bahwa merekalah yang secara langsung berhadapan dengan masyarakat.

(Baca: Bakar Lahan dan Hutan Haram Murakkab)
Pada kegiatan tersebut, mereka akan mendapatkan kesempatan pengayaan pengetahuan dan informasi. Mereka juga akan berdiskusi dengan para ulama untuk merumuskan bahasa keagamaan yang tepat disampaikan kepada masyarakat.

“Dengan demikian, kita betul-betul berharap bahwa kegiatan-kegiatan bernuansa keagamaan itu betul-betul terintegrasi dengan kegiatan pembangunan, bukan sesuatu yang berdiri sendiri,” pungkasnya.

Selain dari NU, perempuan yang meraih doktornya di Universitas Leiden ini juga berharap dukungan dari ormas Islam lainnya agar bersama BRG menyuarakan pentingnya melestarikan gambut dan lingkungan secara umumnya.

Di samping kampanye itu, ormas juga ia harapkan agar memikirkan kegiatan praktis di lapangan guna memberdayakan ekonomi masyarakat tanpa meninggalkan pelestarian lingkungannya.

“Kami tidak memisahkan antara kegiatan pemberdayaan ekonomi dengan kegiatan restorasi fisik yang dilakukan,” pungkasnya.

Sementara itu, Ketua terpilih Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Kalimantan Selatan H Abdul Haris Makki secara khusus meminta kepada warga NU Kalimantan untuk mengambil perannya pada perbaikan lingkungan, khususnya dalam hal restorasi gambut. Selain menjadi mayoritas yang punya tanggung jawab lebih tinggi, Haris juga enggan melihat Nahdliyin tertinggal.

“Kita jangan sampai ketinggalan atau tidak berperan serta di dalam kegiatan-kegiatan berupa perbaikan lingkungan, khussunya linkugan gambut,” katanya. (Syakir NF/Kendi Setiawan)