Nasional

Rektor UIN: Islam Moderat Jadi Resep bagi Para Pendakwah Masa Kini

Rab, 8 Juli 2020 | 16:57 WIB

Rektor UIN: Islam Moderat Jadi Resep bagi Para Pendakwah Masa Kini

Menurut Rektor UIN Jakarta jika mengetahui bahwa seorang pendakwah menyampaikan hoaks, masyarakat harus tegas menghindarinya

Jakarta, NU Online
Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah JakartaĀ Hj Amany Burhanudin Umar Lubis menegaskan, penting sekali para pendakwah masa kini untuk memahami Islam washatiyah atau Islam moderat. Langkah itu dinilai tepat agar tidak salah kaprah dan tidak berdampak buruk terhadap pemahaman agama masyarakat.Ā 


ā€œWashatiyatul Islam resep yang harus dipahami oleh semua,ā€ kata Ketua Majelis Ulama Indonesia Pusat Bidang Perempuan ini kepada NU Online, Selasa (7/7).Ā 


Guru Besar Sejarah Kebudayaan Islam itu pun berpendapat, harus ada sikap yang dilakukan masyarakat merespons perkembangan dunia digital yang semakin canggih namun kian memunculkan persoalan, misalnya, pengguna media sosial harus pandai memilah dan memilih pendakwah atau informasi yang berkembang.


ā€œJadi tentu medsos itu pilihan, yang kita mau tegaskan bahwa pengguna gadjet itulah yang harus pintar memilah dan memilih informasi yang benar. Dari mana tahu ini yang benar? Ā apabila tidak bertentangan dengan hati nurani, tidak bertentangan dengan akal sehat, tidak bertentangan dengan kaidah hukum islam yang ada,ā€ katanya.Ā 


Meski begitu, jika sudah mengetahui bahwa pendakwah itu menyampaikan informasi hoaksĀ tentu sikap masyarakat harus tegas dengan cara menghindarinya. Selain itu, yang juga penting diperhatikan para pendakwah adalah tidak menampilkan materi dakwah yang mendorong jamaah bersedih atau mengeluarkan fatwa sendiri.Ā 


ā€œWashiyatul Islam sangat mengedepankan ide yang ada, bersifat persaudaraan kekeluargaan, di samping itu juga ramah tamah dan toleransi,ā€ ungkapnya.Ā 


Sebagaimana diketahui, akhir-akhir ini banyak bermunculan fenomena ustadz atau pendakwah yang prematur. Mereka memiliki semangat dakwah yang tinggi, tetapi tidak memiliki kompetensi dan kapasitas di bidang keagamaan yang mumpuni.


Atas hal itu, banyak masyarakat yang resah fenomena tersebut akan membuat umat MuslimĀ salah kaprah dalam memahami agama.Ā 


Pewarta: Abdul Rahman AhdoriĀ 
Editor: Abdullah Alawi
Ā