Nasional

Rektor ITSNU Pekalongan Kelola Kampus Berorientasi pada Produk

Sel, 18 Februari 2020 | 11:15 WIB

Rektor ITSNU Pekalongan Kelola Kampus Berorientasi pada Produk

Rektor ITSNU Pekalongan, Haryadi (kiri) (Foto: NU Online/Syakir NF)

Jakarta, NU Online
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj melantik Haryadi sebagai Rektor Institut Teknologi dan Sains Nahdlatul Ulama (ITSNU) Pekalongan, Jawa Tengah, pada Senin (17/2) di Gedung PBNU, Jalan Kramat Raya 164, Jakarta.
 
Ditemui usai pelantikan, Haryadi menyampaikan bahwa ia akan mengorientasikan kampus yang dipimpinnya pada produk. Sebab, menurutnya, perguruan tinggi sekarang tidak bisa dikelola seperti dulu.
 
“Kita harus berorientasi pada produk atau output. Outputnya sekarang bukan hanya lulusan, tapi dari penelitian, output pengabdian masyarakat, dan output pendidikan,” katanya.
 
Di samping itu, ia juga mengatakan akan mendorong dosen dan mahasiswa bekerja sama dalam rangka membangun kampus melalui hasil-hasil nyata sebagaimana disebutkan di awal.  
 
“Terus juga, mahasiswa dengan dosen harus bekerja sama. Kalau menghasilkan sesuatu untuk kemajuan perguruan tinggi,” katanya.
 
Hal tersebut menurutnya, juga dapat menumbuhkan profesionalitas sehingga kemajuan universitas dan masyarakat pun dapat dicapai sebagai sebuah cita-cita kampus untuk berkontribusi kepada wilayah sekitar. Kerjasama tidak hanya dibangun di dalam internal kampus, Haryadi juga hendak menjalin kerja sama dengan usaha-usaha yang ada di sekitar. 
 
“Perguruan tinggi kerja sama dengan usaha kecil. Kalau gak dibantu kasihan,” ujarnya.
 
Sebab, sebagai kampus teknologi yang menghasilkan para ahli di bidang tersebut dapat memberikan kontribusi bagi tumbuhnya usaha-usaha kecil. Pasalnya, ia melihat ke depan teknologi informasi akan semakin dibutuhkan. 
 
“Yang akan datang segala sesuatu sudah harus pakai sistem informasi. 10 tahun yang akan datang, pekerjaan manusia diganti oleh mesin. Kita harus siap itu,” ujar akademisi yang menamatkan studi sarjananya di Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) itu.
 
Hal lain yang menurutnya harus dimiliki oleh perguruan tinggi yang dipimpinnya adalah keunikan. Ia akan membangun keunikan yang bersifat kedaerahan tempat kampusnya berlokasi, pekalongan. Sebab, hal tersebut bisa menjadi daya dongkrak untuk membuat kampus semakin maju.
 
“Keunikannya bersifat kedaerahan dengan kedaerahan itu kita bisa menolong usaha kecil di daerah. Kalau gak ada keunikan kita akan ketinggalan,” ujarnya.

Keunikan yang masih akan ia rumuskan dan formulasikan bersama sejawatnya itu yang pasti akan ditopang oleh teknologi informasi sebagai suatu bidang pengetahuan yang kampus tersebut kembangkan. 
 
“Visi harus mengacu pada keunikan tersebut,” ujar pria yang juga merupakan asesor Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT) itu.
 
Dalam waktu dekat jelasnya, ia dan koleganya akan membenahi organisasi terlebih dahulu. Kemudian, barulah mengusahakan semuanya untuk mendasarkan pada sistem informasi teknologi. 
 
“Kalau itu sudah, nanti kita baru ke arah yang regional dulu, kemajuan regional, nasional, baru internasional,” pungkasnya.
 
Pewarta: Syakir NF
Editor: Abdul Muiz