Tasikmalaya, NU Online
Rais ‘Aam PBNU KH Makruf Amin menegaskan agar jangan sampai persoalan pemilihan gubernur dan wakil gubernur (pilgub) di DKI Jakarta dibawa pada pilgub Jawa Barat yang sudah di depan mata, karena dua wilayah tersebut berbeda.
"Jawa Barat itu Muslim dan dekat dengan ulama. Jangan bawa isu-isu SARA ke Jawa Barat!" tegasnya selepas meresmikan kantor PCNU Kabupaten Tasikmalaya, Rabu (26/4).
Menurut Ketua Umum MUI Pusat ini, ia sudah menangkap isu-isu politik di DKI dibawa ke Jawa Barat. Misalnya ada upa mendiskreditkan parpol pengusung Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Yaitu upaya agar calon yang mendukung Ahok di Pilgub DKI jangan didukung di Jabar. "Ya jangan begitulah. Pemilihan itu soal calon. Memenuhi kriteria masyarakat atau tidak," ujarnya.
Untuk itu, calon juga harus paham kriteria masyarakat Jabar itu seperti apa karena dalam pandangan Kiai Makruf, Jabar butuh pemimpin pemerintahan yang membangun kota serta desa. "Jadi, orientasinya bukan partainya apa, tapi calonnya paham apa tidak tentang Jawa Barat," ucapnya.
Ridwan Kamil, Dedi Mulyadi, Uu Ruzhanul Ulum
KH Makruf menyayangkan isu yang menimpa Ridwan Kamil dan Dedi Mulyadi yang beredar belakangan ini. Namun sudah diklarifikasi bahwa Ridwan Kamil bukan Syiah dan Dedi Mulyadi bukan Wiwitan. "Keduanya tinggal terus mengklarifikasi, apalagi Dedi itu pengurus NU Purwakarta dan Ridwan Kamil sudah terlihat mendekat ke NU," tuturnya.
Meski demikian, Kiai Makruf mengakui pernah meminta Dedi untuk berijtihad pada ulama tidak berijtihad sendiri. Dedi pun menjawab dengan pasti, bahwa ia mengikuti ulama, dan ulamanya pun ulama NU. "Maka Dedi bagus itu. Kitab Kuning jadi program sekolah-sekolah di Purwakarta. Dan Ridwan Kamil tinggal membuktikan apakah Syiah atau bukan. Yang jelas, Jabar itu butuh pemimpin yang bisa membangun kota dan desa," ujarnya.
Kiai Makruf juga menilai sosok Ridwan Kamil pemimpin yang membangun fisik, sementara Dedi membangun kuktur. Kalau keduanya disatukan sangat bagus memimpin Jawa Barat. "Bagus itu kalau Ridwan Kamil dan Dedi Mulyadi berpasangan. Manis pokoknya. Apalagi Ridwan Kamil menguasai perkotaan, sementara Dedi Mulyadi di perdesaan," tuturnya.
Saat ditanya sosok Uu Ruzhanul Ulum, Kiai Makruf merasa belum banyak mengenal Uu karena bertemunya juga baru hari ini. "Terpenting warga NU harus memilih calon dari NU. Yang peduli ke NU karena NU mayoritas di pedesaan," katanya.
Sementara itu, Uu Ruzhanul Ulum mengakui kalau popularitas dia masih tertinggal dari Ridwan Kamil maupun Dedi Mulyadi. Namun popularitas juga bukan jaminan seperti Pilgub DKI yang akhirnya dimenangkan calon yang sebelumnya tak populer. "Terpenting saya ini NU. Bukan kultur saja tapi pengurus NU," ucapnya.
Rais Syuriah PCNU Kabupaten Tasikmalaya KH Abun Bunyamin bersama Ketua Tanfidziyah PCNU KH Atam Rustam mengatakan kepedulian Bupati Tasikmalaya, Uu Ruzhanul Ulum kepada NU tak perlu ditanyakan lagi. Terbaru bahwa berdirinya Kantor PCNU Kabupaten Tasikmalaya yang berdiri megah di Jalan Badak Paeh Singaparna berkat bantuan Uu yang ingin memajukan NU Tasikmalaya. "Sumbangan dari Pak Uu terbesar sehingga kami bisa memiliki Kantor NU semegah ini," kata KH Abun. (Nurjani/Abdullah Alawi)