Jombang, NU Online
Kini mulai banyak bermunculan aliran baru yang membawa misi radikalisme. Mereka menebar kebencian, dan tidak sedikit yang mempermasalahkan ideologi bangsa. Kondisi ini harus menyadarkan berbagai kalangan termasuk Muslimat NU agar tidak terbawa gerakan tersebut.
"Sekarang semakin banyak paham radikal. Karena itu perlu penguatan tentang ajaran Islam Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja) NU," kata Nyai Hj Mundjidah Wahab, Ahad (15/1). Wakil Bupati yang juga Ketua PC Muslimat NU Jombang tersebut mengingatkan bahwa para perempuan NU juga menjadi sasaran gerakan radikal tersebut.
Harapan ini disampaikan Nyai Mundjidah saat memberikan sambutan pada kegiatan bedah buku Khazanah Aswaja di aula Kantor PC Muslimat NU Jombang, jalan Juanda.
Harapan positif juga disampaikan KH Isrofil Amar. Ketua PCNU Jombang tersebut mengingatkan bahwa warga NU cukup dengan mengamalkan ajaran Aswaja dalam keseharian. "Dengan mengamalkan ajaran Aswaja, maka akan tercipta kehidupan yang lebih baik di rumah tangga, sosial kemasyarakatan hingga berbangsa dan bernegara secara tentram," kata dosen di Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum (Unipdu) Peterongan Jombang tersebut.
Kegiatan ini membedah buku Khazanah Aswaja yang diterbitkan oleh PW Aswaja NU Center Jawa Timur. Tampil sebagai narasumber adalah KH Abdurrahman Navis, serta dipandu Ustadz Yusuf Suharto.
KH Abdurrahman Navis yang juga Direktur PW Aswaja NU Center Jatim menjelaskan bahwa lahirnya Aswaja adalah sejak jaman Rasulullah SAW. "Aswaja sudah ada sejak jaman Rasulullah, namun penamaannya baru dilakukan sejak abad ketiga hijriyah oleh Abu Hasan al- Asy'ari," kata Kiai Navis, sapaan akrabnya.
Dosen di UIN Sunan Ampel Surabaya tersebut mengemukakan bahwa nahdliyin di Jombang harusnya merasa bangga karena markas besar Aswaja yang sesugguhnya ada di kota ini. "Sebenarnya kalau kita berbicara Aswaja, markasnya itu di Jombang," jelas Wakil Ketua PWNU Jatim tersebut.
Kiai Navis menjelaskan, dalam buku Khazanah Aswaja tidak termuat penyesatan kepada kelompok tertentu. "Dalam buku ini, kami tidak menyesatkan kelompok-kelompok selain Aswaja, tapi menjelaskan keberadaan kelompok itu, siapa tokohnya dan bagaimana pemikirannya," jelasnya.
Dengan memiliki dan memahami isi buku tersebut, peserta akan memiliki pandangan atas paham-paham di luar Aswaja. Sebab tidak sedikit warga NU justru mengikuti pandangan, bahkan sebagai aktifis sejumlah organisasi keagamaan yang tidak sehaluan dengan Aswaja.
"Ya dalil dan amaliahnya itu Aswaja, cuma bedanya dengan NU, mereka lebih banyak nahi munkar daripada amar ma'rufnya," katanya memberikan tamsil.
Kegiatan ini adalah prakarsa dari PC Persatuan Guru Nahdlatul Ulama atau Pergunu dan PC Muslimat NU Jombang. Terlihat para peserta demikian antusias mengikuti kegiatan. Bahkan aula setempat tak mampu menampung peserta yang hadir dari berbagai kalangan tersebut. (Ibnu Nawawi/Fathoni)