Jakarta, NU Online
Penulis Kitab Tafsir Al-Misbah Prof Muhammad Quraish Shihab mengungkapkan, Allah memerintahkan, wadzakirhum bi ayamillah, ingatkan mereka, biar mereka ingat, yang mereka sebut-sebut hari-hari Allah.
“Apa hari-hari Allah itu, ialah peristiwa-peristiwa sejarah. Yang menonjol dalam peristiwa sejarah tersebut ialah nikmat Allah atau murka-Nya,” jelas Prof Quraish mengisi taushiyah di Majelis Kanzus Sholawat Pekalongan, Jawa Tengah, Jumat (17/3).
“Ingat Tsunami, itu dzikrullah selama anda kaitkan dengan Allah. Ingat proklamasi, itu dzikrullah. Peristiwa proklamasi itu menonjol anugerah Allah, nikmatnya kita rasakan selama ini,” papar Direktur Pusat Studi Al-Qur’an (PSQ) ini.
Bahkan ketika seseorang membuka lembaran-lembaran dan melihat yang abstrak sekali pun tapi dikaitkan dengan Allah, menurutnya, itu dzikrullah. Nabi Daud berdzikir, ia melihat indah dan tegarnya gunung, ia menyebut subhanallah.
“Kita melihat di majelis ini begitu indah, masyarakat begitu kompak, alhamdulillah, itu dzikir. Bukan berarti dzikir itu hanya berkumpul dan berucap di majelis. Tetapi juga bukan berarti hal ini tidak penting,” urainya.
Diriwayatkan oleh Imam Bukhori, sambung Prof Quraish, malaikat-malaikat hadir di majelis dzikir. Saat ini banyak malaikat-malaikat di sini yang hadir.
“Setelah selesai, malaikat-malaikat menuju Allah, menyampaikan bahwa kami (malaikat, red) habis hadir di majelis dzikir,” ungkap Quraish Shihab.
Kemudian, lanjunya, Allah berfirman, limpahkan rahmat bagi mereka semua. Ampuni mereka semua. Tetapi malaikat berkata, “Ya Allah, ada orang yang hadir tapi tujuan bukan dzikir”. Allah berfirman, “ampuni mereka, karena mereka mendekat kepada orang yang berdzikir”.
Sebab itu, tandasnya, dzikir merupakan sesuatu yang sangat penting. Allah berfirman, udzkuruni adzkurkum, ingat saya waktu kamu senang, saya ingat kamu saat kamu susah. (Fathoni)