Nasional

"Ter-Ater" Tandai Lebaran Ketupat di Pamekasan

NU Online  ·  Ahad, 26 Agustus 2012 | 02:18 WIB

Pamekasan, NU Online
Tradisi "ter-ater" atau mengantar makanan ketupat kepada sanak saudara menandai Lebaran Ketupat 1433 Hijriah di Pamekasan, Madura, Jawa Timur.
<>
Wartawan ANTARA di Pamekasan melaporkan tradisi itu antara lain dilakukan warga Dusun Sannik, Desa Bajang, Kecamatan Pakong, Pamekasan, Sabtu malam.

Warga di dusun itu merayakan Lebaran Ketupat, yakni Lebaran pada hari ketujuh setelah Hari Raya Idul Fitri dengan mengantar makanan ketupat ke guru mengaji mereka yakni pengasuh mushalla Al-Fitrah, K Fatrah.

"Kalau Lebaran Ketupat di sini tidak dirayakan di masjid, tapi di mushalla tempat guru ngaji anak-anak kami," kata warga setempat Mukri.

Warga di dusun ini mengantar makanan ketupat kepada guru ngaji anak-anak mereka sebagai bentuk penghormatan atas jasa-jasanya mengajarkan putra-putri mereka membaca Al Quran.

Mereka datang ke mushalla dalam satu keluarga. Di mushalla itu, semua jenis makanan ketupat yang dibawa para orang tua itu dikumpulkan.

Selanjutnya, guru ngaji ini menggelar doa bersama dengan harapan agar semua amal ibadah masyarakat di dusun ini selama puasa diterima di sisi-Nya dan anak-anak mereka menjadi anak yang berbakti pada orangtua.

Setelah memanjatkan doa, para orang tua dan wali murid yang mengantar makanan ketupat ini lalu makan secara bersama semua jenis makanan yang mereka bawa, termasuk para santri yang hadir ke mushalla tempat mereka mengaji.

"Tradisi itu sebenarnya melambangkan bahwa rasa persaudaraan dan kebersamaan masih terjaga. Para orang tua masih peduli dengan tokoh agama dan guru ngaji mereka. Perayaan Lebaran Ketupat di Madura mengandung dua nilai, yakni nilai agama dan nilai tradisi," kata K Fatrah. 

 

Redaktur: Mukafi Niam
Sumber  : Antara