Nasional 1 ABAD NU

Prof Quraish Sebut Piagam PBB Memiliki Prinsip yang Sama dengan Islam 

Sel, 7 Februari 2023 | 18:00 WIB

Prof Quraish Sebut Piagam PBB Memiliki Prinsip yang Sama dengan Islam 

Cendekiawan Muslim Indonesia Profesor M Quraish Shihab saat menyampaikan pemaparan secara virtual pada Muktamar Internasional Fikih Peradaban I di Surabaya, Senin (6/2/2023). (Foto: NU Online/Saiful Amar)

Surabaya, NU Online

Cendekiawan Muslim Indonesia, Profesor Muhammad Quraish Shihab menyebut bahwa piagam PBB memiliki kesamaan prinsip dengan pandangan Al Qur’an yang merupakan pedoman utama manusia melaksanakan perannya sebagai khalifah di muka bumi. Yakni, harmonisasi dan membangun kedamaian. 


“Keamanan dalam pandangan Alquran merupakan syarat utama bagi manusia untuk melaksanakan perannya sebagai khalifah dan menegakkan prinsip-prinsip agama, sebagaimana keamanan adalah inti kemakmuran, pembangunan, stabilitas dan pertumbuhan,” kata Prof Quraish dalam pidatonya, di acara Muktamar Internasional Fiqih Peradaban, di Surabaya, Senin (6/2/2023). 


Prinsip itu, menurutnya, berbanding lurus dengan tujuan organisasi PBB, yaitu menerapkan toleransi dan hidup bersama dalam perdamaian dengan berbagai golongan, agama, ras, suku, dan budaya. 


“Langkah-langkah yang telah disebutkan berbanding lurus dengan prinsip-prinsip persatuan dan perjanjian bangsa-bangsa,” ucap mufasir jebolan Al Azhar Kairo itu. 


Langkah-langkah yang ia maksud telah termaktub dalam ayat-ayat Al Qur’an, misalnya dalam QS Hud ayat 61. Ayat itu bermaksud menyampaikan ucapan sebagian ulama tentang alasan Adam singgah di surga sebelum diturunkan ke bumi, padahal tujuan penciptaannya adalah menjadi khalifah di bumi. 


“Maksud Adam singgah di surga supaya dia bisa merasakan suasananya dalam beberapa saat agar mengetahui tugasnya di muka bumi, yakni menciptakan suasana surgawi di bumi,” jelas Pendiri Pusat Studi Al Qur’an (PSQ) itu. 


Sementara terkait harmonisasi antar umat beragama, terang dia, disebutkan juga dalam firman Allah, dalam Surat Al Baqarah ayat 136. 


“Nabi Ibrahim hendak membeda-bedakan penduduk Mekkah antara yang beriman kepada Allah dan yang tidak beriman, tapi Allah mengingatkannya untuk tidak membeda-bedakan antara mukmin dan kafir dalam kesenangan duniawi untuk kebaikan negara,” terangnya menerjemahkan. 


“Siapa yang kufur akan Aku beri kesenangan sementara, kemudian akan Aku paksa dia ke dalam azab neraka. Itulah seburuk-buruk tempat kembali,” sambung dia. 


Oleh karena itu, dalam kegiatan yang dihadiri olehh sejumlah ulama dan pengamat dari berbagai belahan dunia ini, ia mengajak dunia untuk menciptakan perdamaian dan kemajuan berama, serta hidup dalam planet yang sama, bahkan sebagaimana yang digambarkan oleh Rasulullah Saw. 


“Bahwa kita menumpangi perahu yang sama, jika sebagian penumpang melubanginya, maka semua penumpang akan tenggelam,” imbuh dia. 


Seperti diketahui, Muktamar Internasional Fiqih Peradaban I yang diselenggarakan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) telah usai digelar. 


Agenda yang dibuka secara resmi oleh Wakil Presiden RI KH Ma’ruf Amin tersebut menghasilkan sejumlah butir rekomendasi. Di antaranya memuat perihal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) berikut piagamnya, meskipun diakui belum sempurna, untuk menjadi dasar paling kokoh untuk mengembangkan fiqih baru guna menegakkan masa depan peradaban manusia yang damai dan harmonis.


Pewarta: Syifa Arrahmah

Editor: Alhafiz Kurniawan