Nasional

Prof Maksum: NU Menentang Dua Penjajahan

NU Online  ·  Ahad, 17 Juni 2012 | 02:42 WIB

Jepara, NU Online
100 tahun yang lalu Indonesia dijajah dua penjajah sekaligus; penjajah tanah dan kekayaan alam, serta penjajah keagamaan. Yang pertama adalah Belanda dengan antek-anteknya. Sedangkan yang kedua adalah kelompok modernis yang mengkafirkan tradisi-tradisi yang ada. <>

Demikisan disampaikan Ketua PBNU Prof Dr H Maksum Mahfudz dalam Apel Akbar Harlah ke-89 NU yang diselenggarakan PCNU Jepara, di alun-alun Jepara, Sabtu (16/6). Penjajahan pertama dilawan oleh NU secara fisik, antara lain melalui Resolusi Jihad.

Ia melanjutkan, menghadapi penjajahan keagamaan, sejumlah kyai NU yang dipunggawai KH Wahab Hasbullah mengusung misi diplomatik yakni "diplomasi kaum sarungan" dengan melawan setiap yang dianggap bid’ah, kufur dan lain sebagainya. 

Pada 100 tahun kemudian, kata Prof Maksum, penjajahan keagamaan masih berlangsung. Muncullah dua aliran kanan dan kiri yang disebut sebagai Al-Ibahiyah. “Aliran kanan mengganggap semuanya tidak boleh. Aliran kiri semuanya boleh”. 

NU sebagai jamiyyah yang didirikan KH Hasyim Asyari mengusung prinsip tawasuth, jalan tengah, tidak memihak blok kanan dan kiri. “NU mengedepankan tawasuth. Pilihan tersebut bertujuan untuk mengawal kebersamaan demi keberlangsungan berbangsa dan bernegara,” paparnya. 

Apel akbar tersebut diselenggarakan dalam rangka Harlah NU ke-89 didahului dengan kirab yang diikuti oleh banom NU yang terdiri dari IPNU-IPPNU, Fatayat, Muslimat, Banser, Ansor, Lakpesdam, santri dan marching band dari MTs Masalikil Huda Tahunan dan Mathalibul Huda Mlonggo. Kirab dari gedung NU menuju alun-alun. 

Di alun-alun yang mengikuti apel berjumlah puluhan ribu yang terdiri terdiri dari pelajar, santri, NU, Muslimat, Fatayat, IPNU-IPPNU, Ansor dan masih banyak lagi. Kegiatan juga dimeriahkan dengan penampilan rebana, musik bambu Empu Palman, silat Pagar Nusa, atraksi marching band dan barongsai. 

Ketua panitia, H Anis Arbaani menjelaskan kegiatan terselenggara agar warga NU semakin kompak. Sejumlah kegiatan yang juga dilaksanakan adalah Bhakti Sosial, Seminar Kebangsaan dan Tahtiman yang diikuti oleh 89 khafidz-khafidzah 



Redaktur    : A. Khoirul Anam
Kontributor: Syaiful Mustaqim