Nasional

Presiden Sarbumusi NU Sebut Korporasi Asing sebagai Tantangan Berat

NU Online  ·  Sabtu, 24 September 2016 | 01:00 WIB

Presiden Sarbumusi NU Sebut Korporasi Asing sebagai Tantangan Berat

Presiden Sarbumusi HM. Syaiful Bahri Anshori.

Jakarta, NU Online
Dewan Pengurus Pusat Konfederasi Sarikat Buruh Muslimin Indonesia (DPPK Sarbumusi) NU periode 2016-2021 telah dikukuhkan, Jumat (23/9) di Gedung PBNU Jakarta. Pengukuhan dilakukan langsung oleh Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj dan dihadiri pihak Kementerian Ketenagakerjaan RI.

Dalam sambutannya, Presiden Sarbumusi HM. Syaiful Bahri Anshori mengatakan bahwa besar yang dihadapi oleh organisasinya dari dulu hingga sekarang yaitu korporasi asing. Ia menyebut demikian karena selama ini permasalahan buruh banyak terjadi di lingkungan korporasi asing, terutama terkait PHK secara sepihak.

“Saat ini Sarbumusi telah menangani 10 kasus. Termasuk di Riau antara buruh dan Chevron. Cukup berat karena terkait korporasi asing. Namun jika PBNU membantu, tentu akan mudah,” terang Syaiful Bahri yang didampingi Eko Darwanto sebagai Sekjen di kepengurusan baru.

Dia menjelaskan bahwa selama ini pihaknya juga fokus pada persoalan buruh migran. Permasalahan tenaga kerja Indonesia di luar negeri ini dahulu sangat pelik dan memperihatinkan. Tetapi dengan aktifnya SARBUMUSI dibantu dengan organisasi-organisasi buruh lain, persoalan buruh migran dapat teratasi dengan baik.

“Agar dapat mengabdi secara maksimal, saat ini target Sarbumusi adalah meningkatkan anggota menjadi 300 ribu. Adapun jumlah anggota sekarang masih mencapai 150 ribu,” jelasnya. 

Selepas pengukuhan, seluruh pengurus pusat, baik dari konfederasi dan federasi akan mengikuti Rapat Kerja di Hotel Blue Sky Jakarta Pusat, Jumat (23/9).

Raker ini menurut Syaiful Bahri merupakan momentum bagi kami untuk menguatkan organisasi dan merumuskan agenda program, baik yang telah dibahas di Kongres lalu, maupun rencana-rencana strategis dan taktis lainnya. Raker juga dalam rangka meneguhkan positioning SARBUMUSI dalam dunia perburuhan. (Fathoni)