Nasional

PP IPNU: Apel Kebangsaan Jangan Hanya Seremonial

NU Online  ·  Jumat, 20 April 2018 | 04:30 WIB

PP IPNU: Apel Kebangsaan Jangan Hanya Seremonial

Ketum PP IPNU Asep Irfan Mujahid

Jakarta, NU Online
Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (PP IPNU) memandang bahwa kegiatan apel kebangsaan merupakan bentuk refleksi, tidak hanya bermakna seremonial apel belaka. 

Ketua Umum PP IPNU Asep Irfan Mujahid berujar bahwa tiga organisasi itu ingin menunjukkan kesungguhan, keseriusan, animo, rasa cinta, kebanggaan dan tekad kuat agar Indonesia tetap jaya ila yaumil qiyamah.

“Jangan sampai ada anggapan tahun sekian Indonesia bisa bubar. Terlepas dari berbagai tantangan di dalam maupun dari luar. Kita berkeyakinan, bertekad, memiliki harapan yang kuat, Indonesia ini harus bisa bertahan ila yaumil qiyamah,” tegasnya kepada NU Online di sekretariat PP IPNU, gedung Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) lantai 5, Jakarta, Rabu (19/4).

Dikatakan, Untuk memperkuat asas di kalangan pelajar, tiga organisasi kepelajaran Indonesia, yakni Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU), Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM), dan Pelajar Islam Indonesia, bersinergi membangun komitmen bersama demi terus menjaga tegaknya kemerdekaan Indonesia dengan menggelar Kemah Pendidikan dan Apel Kebangsaan Pelajar Indonesia .

Dua kegiatan yakni penyelenggaraan Kemah Pendidikan dan Apel Kebangsaan Pelajar Indonesia dihelat pada Selasa-Kamis (1-3/5) di Pusat Pemberdayaan Pemuda dan Olahraga Nasional (PP PON) Cibubur, Jakarta diharapkan dapat memberikan stimulus pemikiran dalam memandang konteks dan membaca kembali posisi diri dan organisasi. Selain itu, para peserta juga dapat memahami tantangan yang mereka hadapi.

Kegiatan itu tentu punya konsekuensi yang harus diterima, dengan segala ikhtiar dan usaha yang harus dilakukan, baik melalui berbagai pertemuan dengan lintas organisasi, maupun internal organisasi masing-masing.

Secara organisasi dan individu, tentu mereka harus mengetahui langkah yang harus mereka lakukan. Hal itu didasarkan pada kebutuhan pengetahuan dan masukan dari beberapa pakar dan tokoh yang kompeten di bidangnya.

Harapan lainnya, di gelar wicara dan diskusi nanti, para peserta bisa menangkap kata kunci yang bisa mereka jadikan treatment untuk rekanannya. Hal itu mengingat erat kaitannya dengan fungsi organisasi.

“Tentu kita harus membekali diri pengetahuan-pengetahuan itu. Itu salah satu contoh yang nanti akan diperdalam di kemah,” pungkasnya.

Kegiatan itu bakal dihadiri oleh Presiden Joko Widodo, Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Ma’ruf Amin, Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy. (Syakir NF/Muiz)