Nasional

Potensi Pendidikan Islam di Indonesia Perlu Didorong ke Mancanegara

NU Online  ·  Rabu, 21 Juni 2017 | 21:25 WIB

Potensi Pendidikan Islam di Indonesia Perlu Didorong ke Mancanegara

Kamaruddin Amin (tengah).

Tangerang Selatan, NU Online
Pendidikan Islam di Indonesia belum dikenal secara meyakinkan di mata dunia internasional. Negeri ini baru dikenal sebagai negara berpenduduk muslim terbanyak di dunia. Oleh karena itu, Dirjen Pendis ingin memperkenalkan potensi pendidikan Islam Indonesia ke mancanegara.

Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, Kamaruddin Amin, menyampaikan hal tersebut saat membuka lokakarya (workshop) pengelolaan website Ditjen Pendis di Hotel Santika Premiere Bintaro, Tangsel, Selasa (20/6) petang.

Upaya yang bisa dilakukan, kata dia, antara lain melalui media yang dimiliki Ditjen Pendis. Selain website, bisa juga melalui majalah. "Nah, saya ingin majalah Pendis bisa menjangkau seluruh kantor Kedubes negara sahabat di Jakarta. Karena jika ingin berkomunikasi dengan dunia luar paling mudah melalui Kedubesnya," ujar Kamaruddin.

Guru besar UIN Makassar ini secara khusus meminta pengelola majalah Pendis untuk menghadirkan majalah dalam Bahasa Inggris. "Saya tanya ke Pak Muhtadin, bisa nggak majalah kita diterjemahkan ke Bahasa Inggris. Kalau begitu, sekarang saya perintahkan untuk menerjemahkannya," tandas Kamaruddin.

Menurut dia, penerjemahan majalah Pendis ke Bahasa Inggris diharapkan bisa menjawab tantangan untuk mengkapitalisasi potensi pendidikan Islam di republik ini. "Saya hanya ingin menjangkau mereka. Itu saja," tegasnya.

Mantan Sekretaris Ditjen Pendis ini juga meminta dibuat satu profile tentang lembaga yang dipimpinnya. "Profil berkelas versi English yang informatif harus kita miliki. Nanti kita bagikan ke kantor-kantor Kedubes itu," tambahnya.

Dalam profil tersebut, lanjut dia, menggambarkan bahwa Indonesia satu-satunya negara pemilik lembaga pendidikan Islam terbesar dan terbanyak. "Kita ini mewakili dunia memperjuangkan Islam moderat membendung radikalisme dan kapitalisme," kata Kamaruddin.

Menurut dia, tidak berlebihan jika Indonesia merupakan negara yang paling pantas mewakili dunia untuk berbicara tentang Islam. "Coba bayangkan, kita ini negara majemuk yang paling berpotensi terjadi konflik. Ternyata tidak. Ini semua karena pendidikan Islam sangat berperan," tukasnya.

Dalam waktu dekat, pihaknya akan menggelar Expo Pendidikan Islam di Jakarta. Di forum internasional tersebut, ia ingin membuka mata dunia melalui Deklarasi Jakarta tentang Islam moderat. "Saya bercita-cita, deklaratornya nanti RI-1. Saya yakin Pak Menag setuju," pungkas Kamaruddin. (Musthofa Asrori/Fathoni)