Nasional

PMII Dituntut Peka Persoalan Sosial

NU Online  ·  Selasa, 21 Januari 2014 | 01:05 WIB

Purworejo, NU Online
Maraknya aksi pelanggaran hukum akhir-akhir ini menjadi salah satu parameter ketidakberesan tatanan sosial di tengah-tengah masyarakat. Mahasiswa sebagai kaum terdidik diharapkan mampu mengurai permasalahan itu.
<>
Hal itu disampaikan Kiai Adi Alhamro kepada puluhan peserta pengaderan yang digelar Aliansi Komisariat Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (AKPMII) Purworejo, Jawa Tengah, di Pacekelan Kecamatan Purworejo, Senin (20/1).

"Fenomena permasalahan degradasi moral khususnya anak-anak muda kian hari kian memprihatinkan. Tentu hal ini harus disikapi bersama agar permasalan ini bisa segera terurai," tuturnya.

Dia mencontohkan berbagai permasalahan tersebut di antaranya, fenomena kimcil, oplosan, balap liar, perkelahian, tawuran pelajar, pencabulan menjadi kasus yang sangat mudah dijumpai hari ini. "Rata-rata pelakunya adalah para generasi muda. Kader pergerakan seperti adik-adik ini dituntut memiliki kepekaan yang tinggi untuk ikut mengurai dan memberikan solusi atas permasalan itu," tandasnya.

Lebih lanjut Adi mengatakan, ke depan ancaman itu akan semakin kompleks seiring dengan percepatan arus informasi yang banyak disalahgunakan untuk hal-hal negatif. "Saya tidak bisa membayangkan bagaimana rusaknya moral masyarakat lima atau sepuluh tahun yang akan datang. Maka melalui forum seperti ini kita juga perlu merumuskan formula permasalahan itu," katanya.

Sementara itu, Muhammad Arifin selaku ketua panitia mengatakan, sekolah kader yang digelar selama dua hari ini diharapkan dapat menambah wawasan dan keilmuan 53 kader PMII dari tiga komisariat di bawah koordinasi Pengurus Cabang PMII Kabupaten Purworejo.

"Selain sebagai forum pendalaman materi untuk meningkatkan kualitas kader, kegiatan ini juga dimaksudkan sebagai media silaturahmi antar kader serta wadah untuk mendiskusikan permasalahan sosial yang terjadi ditengah masyarakat kita," pungkasnya. (Lukman Hakim/Mahbib)