Nasional

PMII Ciputat Ingin Gerakan Goceng Dilakukan secara Kontinu

Rab, 15 Januari 2020 | 04:00 WIB

PMII Ciputat Ingin Gerakan Goceng Dilakukan secara Kontinu

Gerakan Goceng untuk Kongres dapat dilakukan secara berkelanjutan atau kontinu sehingga kader dan anggota PMII di seluruh wilayah semakin mandiri. Pola itu sesuai dengan tantangan zaman era kini seperti bonus demografi dan industri 4.0.

Jakarta, NU Online
Ketua Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Ciputat, Ramadhan, siap melaksanakan intruksi dari Panitia Kongres ke-20 PMII terkait Gerakan Goceng untuk Kongres. Menurutnya, gerakan goceng untuk kongres merupakan langkah kreatif yang bisa berdampak positif untuk kader-kader PMII di daerah. 

Namun, yang juga perlu diingat, lanjut Ramadhan, gerakan goceng untuk Kongres harus menyentuh nilai substansi. Artinya, bukan sekadar framing tetapi mengutamakan langkah-langkah konkret dan sesuai tujuan gerakan PMII. 

“Catatannya adalah, bagaimana gerakan ini bukan hanya sekadar framing tapi lebih mengutamakan substansi dan sesuai tujuan gerakan PMII,” kata Ramadhan kepada NU Online, Selasa (14/1) sore. 
 
Ramdhan juga menginginkan gerakan goceng untuk Kongres dapat dilakukan secara berkelanjutan atau kontinu sehingga kader dan anggota PMII di seluruh wilayah semakin mandiri. Pola itu, kata dia, sesuai dengan tantangan zaman era kini seperti bonus demografi dan industri 4.0. 

Sebelumnya, setelah menggelar Sayembara Logo Kongres pada Ahad (5/1) lalu, dan sebagai rangkaian Kongres ke 20 di Kalimantan Timur pada 16-21 April 2020 mendatang PB PMII meluncurkan ‘Goceng untuk Kongres’ di Gedung PB PMII, Salemba Raya, Jakarta Pusat, Jumat (10/1) lalu. Goceng sendiri merupakan upaya gotong-royong kader PMII dari Sabang sampai Merauke dalam mensukseskan seluruh rangkaian Kongres PMII ke-20.  

Nantinya, setiap kader dan alumni menyumbangkan uang seharga lima ribu rupiah atau dalam bahasa Betawi disebut Goceng. Uang tersebut akan digalang dan dihimpun oleh para pengurus di semua tingkatan dari mulai Pengurus Rayon sampai dengan Pengurus Besar. 

Koordinator Nasional Gerakan ‘Goceng untuk Kongres’ M Chabib Alwi menuturkan penggunaan pecahan lima ribu rupiah atau goceng pada gerakan kemandirian ekonomi PMII semata untuk menghormati sosok KH Idham Khalid. 

Kiai Idham Khalid merupakan Ketua Tanfidziyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama periode 1956-1984. Selain sebagai tokoh agama, Kiai Idham termasuk tokoh berpengaruh di Indonesia, dia pernah menjabat sebagai Wakil Perdana Menteri Indonesia pada Kabinet Ali Sastroamidjojo II dan Kabinet Djuanda. 

Kemudian, pernah menjabat sebagai Ketua MPR dan Ketua DPR dan tepat pada tanggal 19 Desember 2016, atas jasa jasanya, Pemerintah Republik Indonesia, mengabadikan beliau di pecahan uang kertas rupiah baru, pecahan Rp 5.000.

“Kita pakai ‘Goceng’ itu salah satunya itu penghormatan kepada Kiai Idham Chalid, beliau guru politik-ekonomi. Beliau juga pernah negjabat Ketua PBNU, pernah menjadi menteri Era Soekarno dan era Seoharto. Alasnnya, mengapa harus Goceng untuk Kongres adalah kita sangat hormat kepada pak Idham Chalid,” kata Chabib Alwi.

Pewarta: Abdul Rahman Ahdori
Editor: Fathoni Ahmad