Peserta Silatnas Gerakan Ayo Mondok Ngaji Jaringan Ulama Nusantara
NU Online · Ahad, 15 Mei 2016 | 17:32 WIB
Usai perhelatan Muktamar Ke-33 NU di Jombang, Islam Nusantara menjadi pembicaraan di berbagai forum. Bahkan dunia internasional turut mengapresiasi keberadaan Islam khas Indonesia tersebut. Islam Nusantara mengedepankan jejaring ulama.
"Islam Nusantara adalah menghidupkan semangat silaturahmi, toleran, akan tetapi berani tegas pada kemungkaran," kata penulis buku Masterpiece Islam Nusantara Zainul Milal Bizawie, Sabtu (14/5).
Menurut Milal, Silaturahmi Nasional Gerakan Ayo Mondok yang digagas Rabithah Ma'ahid Islamiyah (RMI) NU adalah mengulang kembali bagaimana ulama Nusantara membangun jejaring keilmuan dan potensi di masa lalu. "Silatnas adalah pengulangan untuk saling bertemu dan mengirimkan energi positif pegiat pesantren," katanya.
Baginya, kegiatan ini menghidupkan kembali semangat spiritualitas yang pernah hendak dipatahkan para penjajah. "Karena dari transmisi intelektualitas dan spiritualitas akhirnya Islam Nusantara bisa bertahan dan menjadi kekuatan yang diperhitungkan," katanya saat live di salah satu TV swasta.
Ketua PP RMI NU KH Abdul Ghafar Rozin mengapresiasi buku karya Zainul Milal ini. "Sudah saatnya fakta sejarah terkait kiprah para ulama ditulis dalam bentuk buku, bukan semata mitos," kata Gus Rozin.
Salah seorang penulis Munawir Aziz mengemukakan bahwa nilai lebih dari jejaring pesantren adalah komitmennya pada Negara Kesatuan Republik Indonesia. "Hal tersebut terejawantah dalam lagu hubbul wathan minal iman," kata pembanding dari bedah buku tersebut.
Dengan keberadaan pesantren yang mencapai tiga ribu lebih, dan jutaan santri yang ada di dalamnya, komitmen keindonesiaan pesantren sangat tinggi. "Kalau pesantren mengajarkan terorisme, tidak akan ada NKRI," ungkapnya yang disambut aplaus hadirin.
Bedah buku Masterpiece Islam Nusantara: Sanad dan Jejaring Ulama-Santri (1830-1945) yang dipandu Yulia Kamila tersebut berlangsung meriah. Ratusan gus dan ning serta peserta Silatnas Gerakan Ayo Mondok memadati pendopo Candra Wilwatikta. Antusias peserta kian tinggi lantaran panitia menyediakan buku gratis bagi lima penanya terbaik. (Ibnu Nawawi/Alhafiz K)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Refleksi Kemerdekaan, Perbaikan Spiritual dan Sosial Menuju Indonesia Emas 2045
2
Prabowo Klaim Selamatkan Rp300 Triliun APBN, Peringatkan Risiko Indonesia Jadi Negara Gagal
3
Khutbah Jumat Bahasa Sunda: Ngeusian Kamerdekaan ku Syukur jeung Nulad Sumanget Pahlawan
4
Gus Yahya Cerita Pengkritik Tajam, tapi Dukung Gus Dur Jadi Ketum PBNU Lagi
5
Taj Yasin Pimpin Upacara di Pati Gantikan Bupati Sudewo yang Sakit, Singgung Hak Angket DPRD
6
Ketua PBNU: Bayar Pajak Bernilai Ibadah, Tapi Korupsi Bikin Rakyat Sakit Hati
Terkini
Lihat Semua