Pesantren Kurang Perhatian Pada Karya Beraksara Pegon dan Jawi
NU Online · Kamis, 25 Mei 2017 | 11:05 WIB
Kitab-kitab ulama Nusantara yang berbahasa Jawi, Sunda, ataupun Jawa kurang begitu mendapatkan tempat dan tidak banyak dikaji di pesantren-pesantren di Indonesia. Padahal, kitab-kitab seperti Majmuk karangan Syekh Soleh Darat dan Tafsir Al-Ibriz karya KH Bisri Mustafa adalah dua di antara karya penting ulama Nusantara yang ditulis menggunakan aksara Pegon.
Hal itu disampaikan Syafiq Hasyim saat menjadi narasumber dalam acara Peluncuran dan Bedah Buku Mahakarya Islam Nusantara: Kitab, Naskah, Manuskrip, dan Korespondensi Ulama Nusantara karya A Ginanjar Sya’ban di Aula Madya UIN Jakarta Ciputat Tangerang Selatan, Rabu (24/5).
Syafiq yang juga dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini menyesalkan hal tersebut bisa terjadi di Indonesia. Padahal, di Thailand Selatan karya-karya ulama Nusantara yang beraksara Jawi diajarkan dan dikaji di pondok-pondok. Bahkan, di dunia akademisi Indonesia, karya-karya beraksara Jawi tersebut kurang begitu mendapatkan perhatian.
“Di Thailand Selatan, kitab-kitab yang beraksara Jawi masih dibaca di pesantren-pesantren,” jelas Syafiq.
“Ini mengorbankan mahakarya kita sendiri,” lanjutnya.
Jika di Indonesia, imbuh Syafiq, biasanya yang membaca karya-karya tersebut adalah kiai-kiai yang ada di desa dan para orientalis. “Kiai-kiai di desa membacanya untuk orang-orang awam. Dan orientalis sebagai bahan penelitian,” urainya.
Dosen yang pernah menjadi Rais Syuriyah PCINU Jerman itu menduga, alasan kitab beraksara Jawi tidak diajarkan di pesantren-pesantren adalah agar santri bisa mempraktikkan ilmu-ilmu alat yang dipelajarinya seperti nahwu, sharaf, dan lainnya.
“Mungkin alasannya agar santri bisa membaca kitab kuning gundul dengan mempraktikkan ilmu nahwu, sharaf,” tandasnya. (Muchlishon Rochmat/Alhafiz K)
Terpopuler
1
Saat Jamaah Haji Mengambil Inisiatif Berjalan Kaki dari Muzdalifah ke Mina
2
Belasan Tahun Jadi Petugas Pemotongan Hewan Kurban, Riyadi Bagikan Tips Hadapi Sapi Galak
3
Meski Indonesia Tak Bisa Lolos Langsung, Peluang Piala Dunia Belum Pernah Sedekat Ini
4
Cerpen: Tirakat yang Gagal
5
Jamaah Haji Indonesia Diimbau Tak Buru-buru Thawaf Ifadhah, Kecuali Jamaah Kloter Awal
6
Jamaah Haji Indonesia Bersyukur Tuntaskan Fase Armuzna
Terkini
Lihat Semua