Nasional

Pesantren dan Madrasah Diniyah Jadikan Indonesia Aman 

Jum, 25 Oktober 2019 | 03:00 WIB

Pesantren dan Madrasah Diniyah Jadikan Indonesia Aman 

Pembukaan Pekan Olahraga dan Seni Antar Diniyah Tingkat Nasional (Porsadinas) IV 2019 di Bangka Kepulauan Bangka Belitung. (Foto: NU Online/Imam Kusnin A)

Bangka, NU Online
Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Erzaldi Rosman Djohan membuka Pekan Olahraga dan Seni Antar Diniyah Tingkat Nasional (Porsadinas) IV 2019. Kegiatan dipusatkan  di Pondok Pesantren Al-Islam Kemuja Bangka Kepulauan Bangka Belitung (Babel), Kamis (24/10) malam.
 
Dalam sambutannya, Erzaldi Rosman Djohan mengucapkan terima kasih kepada pemerintah pusat yang mempercayakan Babel sebagai tuan rumah Porsadinas sebagai ajang perhelatan bergengsi di kalangan para santri diniyah. 
 
“Melalui Porsadinas kami berharap akan tumbuh anak-anak yang unggul dan berkarakter sehingga mendukung program-program pembangunan bangsa,” harap Erzaldi. 
 
Lukan Hakim selaku Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah (DPP FKDT) mengatakan madrasah diniyah (Madin) takmiliyah telah ada di nusantara sebelum Indonesia merdeka. Keberadaan Madin telah memberikan andil bagi harmonisasi kehidupan berbangsa dan bernegara dan telah berperan menjaga akhlak bangsa.
 
Lukman menerangkan para pembawa Islam di nusantara, walisongo, para ulama dan kiai, telah menyebarkan, menanamkan dan mengajarkan Islam dengan penuh kedamaian, tanpa memberangus kearifan lokal. 
 
“Model pendidikan khas pesantren dan madrasah diniyah inilah yang menjadikan Indonesia aman dan damai,” katanya.
 
Ketua IKA Walisongo ini mengapresiasi dan memberikan penghargaan yang tinggi kepada kepala daerah provinsi dan kabupaten kota yang telah serius peduli pada pengembangan Madin, sehingga saat ini berkembang dengan pesat.
 
Lukman menuturkan, saat ini jumlah madrasah diniyah takmiliyah mencapai 76 ribu tersebar di 34 propinsi dengan memiliki 7 juta santri dan 700 ustadz dan ustadzah.
 
 “Ikhtiar dan kreasi madrasah diniyah takmiliyah dalam merespons perkembangan zaman terus dilakukan salah satunya melalui Porsadin untuk mengasah pengetahuan dan kreatifitas baik di bidang olahraga dan seni serta tafaqquh fiddin.
 
Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Ditjen Pendidikan Islam Kemenag, Ahmad Zayadi mengatakan pendidikan keagamaan Islam di dalamnya Madrasah Diniyah Kakmiliyah (MDT) menjadi bagian tak terpisahkan dari pendidikan karakter yang kini menjadi kepedulian banyak kalangan. 
 
“MDT adalah instrumen kelembagaan yang sangat strategis dalam kerangka pendidikan karakter bagi anak-anak bangsa,” katanya.
 
Menurut Zayadi, karakter memiliki linieritas dengan aspek keagamaan dan budi pekerti. Seseorang tidak akan memiliki karakter yang baik, jika tidak memiliki pemahaman dan pengetahuan keagamaan yang baik dan budi pekerti yang luhur.
 
“MDT adalah tempat persemaiian nilai-nilai keagamaan, kebangsaan, dan kemanusiaan dan merupakan pilar penting bagi pendidikan karakter,” kata alumni UIN Walisongo ini. 
 
Pembukaan Porsadinas IV berlangsung meriah diikuti oleh 1.500 peserta yang terdiri dari santri, offisial, pelatih dan para pimpinan kontingen dari 27 provinsi se-Indonesia. 
Selain Gubernur Bangka Belitung, hadir dalam pembukaan Taj Yasin, Wakil Gubernur Jawa Tengah, Kadis Pemuda dan Olahraga DKI Jakarta, Kakanwil Kementerian Agama Provinsi Babel dan Kepala Bidang Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren se-Indonesia, Ketua DPW dan DPC FKDT se-Indonesia serta Pejabat Pemerntah Daerah Bangka Blitung.
 
Pada ajang perhelatan bergengsi di kalangan santri Madin juga diberikan penghargaan kepala daerah yang peduli pada pengembangan Madrasah Diniyahh Takmiliyah yaitu Pemda Provinsi Jawa Tengah, Jawa Timur, DKI Jakarta dan Kepulauan Bangka Belitung.
 
 
Pewarta: Imam Kusnin Ahmad
Editor: Ibnu Nawawi