Nasional

Perubahan Besar itu Dimulai dari Diri Sendiri

Kam, 18 Mei 2023 | 07:15 WIB

Perubahan Besar itu Dimulai dari Diri Sendiri

Pembaharusan dan perubahan besar harus dimulai dari diri sendiri dan lingkup terkecil (Foto: Freepik)

Jakarta, NU Online
Banyak orang berkeinginan menjadi pembaharu dan membawa perubahan bagi masyarakat, dari lingkungan terkecil hingga skala nasional bahkan dunia. Akan tetapi di antara mereka ada yang mungkin tidak menyadari bahwa untuk memulai perubahan besar dan dalam lingkup yang luas, harus dimulai dari diri sendiri dan lingkungan terkecil.


Demikian pesan utama CEO Ashoka, Bill Drayton Bill saat mengisi Talkshow Everyone a Changemaker: Mulai dari Diri Sendiri, Mari Jadi Pembaharu Bersama, Selasa (16/5/2023.


Perubahan itu dimulai dari diri sendiri, kata Bill, bagaimana seseorang bisa memberikan kesempatan bagi dirinya untuk menjadi pembaharu, hingga akhirnya menyadari hal itu adalah hal positif dan menyenangkan. Perubahan  juga bisa dilakukan sejak kecil, dan dalam hal apa pun. 


"Secara biologis, sebenarnya ketika seorang anak berumur 11 atau 12 tahun sudah bisa menjadi mengawali untuk menjadi pembaharu, bahkan bisa juga dilakukan lebih awal, ketika dilakukan di umur yang lebih awal bisa saja perubahan yang dilakukan lebih dalam," jelasnya pada acara yang diadakan Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Lakpesdam) PBNU bekerjasama dengan Ashoka.

 

Dengan santai, Bill Drayton memaparkan bahwa sejak kecil dia bermimpi untuk membangun tim, mengubah sekolah, melakukan perubahan positif bagi lingkungan sekitarnya. Hal itu sudah sejak kecil dia anggap sebagai sesuatu yang menyenangkan. 

 

"Dan saya percaya semua orang bisa melakukan perubahan, maka jangan dengarkan kata-kata mereka yang mengatakan: Kamu tidak bisa membuat perubahan," ujarnya memotivasi. 

 

Bill pun mengisahkan ketika dia menginjak kelas 4 SD sudah berinisiatif membuat koran yang ditempel-tempel di kelas, kemudian di sekolah dan menyebar ke sekolah-sekolah lain.


"Ini adalah hal yang sangat menyenangkan, setelah  melakukan hal ini (perubahan) sekali saja, pasti ketagihan dan akan melakukannya lagi, lagi, dan lagi," imbuhnya. 

​​​​​​​

Bill pun berharap agar semua pihak, khususnya warga NU bisa bekerjasama lebih intensif lagi dengan Ashoka untuk mengawal perubahan khususnya bagi perubahan yang dilakukan para pemuda.


"Kita harus bisa memastikan semua pemuda merasakan bagaimana menjadi pembaharu. Ini adalah peluang yang sangat luar biasa, dan para pembaharu yang pernah ada selama ini, biasanya mereka mulai sejak mereka remaja," tandas piia berkebangsaan Amerika yang banyak menerima penghargaan sosial ini.

 

Pengawalan perubahan ini penting dilakukan oleh semua orang, karena realitas perkembangan dunia saat ini rawan membuat sekitar 40 persen manusia di dunia hidup dalam keterbelakangan, terlebih ketika tidak ada pembaharuan yang mengajak mereka untuk maju bersama. 


Sehubungan dengan ajakan Bill, Ketua Lakpesdam PBN, H Ulil Abshar Abdalla pun menyambut baik. Gus Ulil menganalogikan bahwa selama ini ulama di Indonesia sudah mencontohkan kepada semuanya bagaimana menjadi pembaharu.


"Sebab, ulama Indonesia selama ini menjadi seseorang yang langsung mempraktikkan bagaimana menjadi pembaharu di keseharian mereka. Mereka sudah mempraktikkan apa yang digaungkan Ashoka sejak lama," kata Gus Ulil.


Menurutnya, hal inilah yang menjadikan Islam di Indonesia terlihat baik dari kehidupan warganya, bukan hanya dari teori, ataupun pembelajaran verbal.


"Karena ulama itu pembuat perubahan di tingkatannya masing-masing, tidak hanya menjadi pembaharu di bidang keagamaan, tapi juga menjadi pembaharu di hampir segala bidang, kehidupan sosial, kehidupan ekonomi, kehidupan budaya bahkan kehidupan politik, karena mereka hidup dekat dengan masyarakat," terang Gus Ulil dalam paparannya.


Kontributor: Nidlomatun MR
Editor: Kendi Setiawan