Nasional ADVERTORIAL

Pertamina Konservasi 700 Ribu Fauna Melalui Program Keanekaragaman Hayati

Rab, 23 Juni 2021 | 21:00 WIB

Pertamina Konservasi 700 Ribu Fauna Melalui Program Keanekaragaman Hayati

Salah satu burung yang dikonservasi Pertamina melalui Program Keanekaragaman Hayati. (Foto: Humas Pertamina)

Jakarta, NU Online

PT Pertamina (Persero) melakukan konservasi flora dan fauna melalui Program Keanekaragaman Hayati. Program ini sebagai mitigasi risiko terhadap keanekaragaman hayati yang menjadi komitmen Pertamina dalam meminimalkan dampak yang ditimbulkan dari kegiatan operasi.

Ā 

Sebanyak 700.000 ekor fauna dari 261 jenis telah dikonservasi melalui program ini. Beberapa fauna di antaranya adalah burung, gajah, kelelawar, kupu-kupu, monyet, musang, penyu, rusa, dan merak. Sejumlah 50 program telah dikerahkan untuk mengkonservasi fauna-fauna tersebut.

Ā 

Program unggulan yang dilakukan Pertamina dalam mengkonservasi fauna salah satunya adalah Rehabilitasi dan Pelepasan Elang Kamojang. Program ini dilaksanakan melalui sinergi bersama PGE Area Kamojang, BBKSDA Jawa Barat, dan Raptor Indonesia.Ā 

Ā 

Inovasi dari program Elang Kamojang ini mengurangi emisi dan limbah seperti carbon footprint, sampah dan emisi BBM. Selain itu juga membuat Pusat Konservasi Elang Kamojang Virtual Tour yang dikunjungi hingga 235 orang per hari. Virtual tourĀ dapat diakses di mana pun dan kapan pun melalui lamanĀ http://pge.pertamina.com/CsrKonservasiElangKamojang/index.htm.

Ā 

Terdapat juga program unggulan Pusat Primata Rehabilitas Makaka Sulawesi.Ā Primata jenis Yaki diselamatkan dari menjadi peliharaan melalui proses rehabilitasi dan kemudian pelepasliaran dalam rangka meningkatkan populasi alam. Medical checkĀ up juga dilakukan untuk meminimalisir risiko Zoonosis.Ā 

Ā 

"Dengan program ini, minat masyarakat untuk memburu dan memelihara atau bahkan mengkonsumsi Yaki berkurang. Program ini juga meningkatkan kesadaran masyarakat akan konservasi Yaki," ungkap PjsĀ SVP Corporate Communications and Investor Relations Pertamina, Fajriyah Usman.

Ā 

Selain fauna, Pertamina juga melakukan konservasi terhadap flora sebanyak 628.065 tumbuhan dari 28 jenis yang di antaranya adalah mangrove dan anggrek. Dalam melakukan konservasi flora, sebanyak 261 program telah dilakukan di berbagai daerah di Indonesia.

Ā 

Dua dari program unggulan konservasi flora adalah Taman Edukasi Pertamina di Kebun Raya Bogor dan Program Berdikari dengan Kopi. Di Kebun Raya Bogor, terdapat taman konservasi beraneka ragam tanaman hasil pelestarian Pertamina yang setiap tanamannya diberi QR Code untuk memudahkan pengunjung mendapatkan informasi mengenai tanaman tersebut. Pertamina juga berupaya mengurangi emisi karbon dengan memberi bantuan berupa bus listrik.

Ā 

Sedangkan Program Berdikari dengan Kopi merupakan budidaya Kopi Puntang dan menyelamatkan Owa Jawa. Melalui Pertamina EP Subang Field, konservasi Owa Jawa dilakukan dengan memberdayakan masyarakat menanam kopi. Kopi yang ditanam yaitu Kopi Puntang yang memiliki keunggulan aroma, tingkat kemanisan, dan rasa. Selain menyelamatkan Owa Jawa, penanaman ini juga merupakan dukungan kampanye lingkungan yaitu dengan inovasi 'Bayar Kopi Pakai Sampah' melalui Kedai Kopi Sampah.

Ā 

"Penanaman kopi Puntang merupakan bentuk pemberdayaan masyarakat berbasis konservasi. Selain dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang tinggal di sekitar Gunung Puntang, juga dapat menjaga kelestarian hutan dan keberlangsungan kehidupan hewan langka Owa jawa. Jadi, sekali mendayung, dua-tiga pulau terlampaui," ujar Fajriyah.

Ā 

Menurut Fajriyah, upaya konservasi melalui Program Keanekaragaman Hayati ini bukan hanya dilakukan untuk meminimalkan dampak dari kegiatan operasi, tetapi juga bagian dari implementasi Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola (ESG-Environment, Social, and Governance).

Ā 

Program jugaĀ memenuhi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) poin ke-14 yakni mengkonservasi dan memanfaatkan sumber daya laut secara berkelanjutan, dan juga poin ke-15 yaitu melindungi, memulihkan, dan mendukung penggunaan ekosistem darat berkelanjutan dan menghambat hilangnya keanekaragaman hayati.

Ā 

Editor: Kendi Setiawan