Perlunya Tunjukkan Eksistensi Pengusung Islam Moderat
NU Online · Senin, 13 Mei 2019 | 13:00 WIB
Sebuah penelitian yang dilakukan di sebuah kota di Jawa Tengah menunjukkan kecenderungan siswa-siswi sekolah menengah mengidolakan ustadz-ustadz yang terindikasi radikal. Hal tersebut menjadi persoalan penting dalam hubungan sosial kemasyarakatan mengingat dasar agama mereka sangat tekstualis.
Melihat hal tersebut, Abdurrahman Mas'ud, Kepala Badan Litbang Serta Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Agama R.I menilai di antara faktor persoalannya adalah tidak munculnya para santri ke permukaan.
"Kita tidak menunjukkan diri sendiri," katanya saat menjadi narasumber buka bersama NU Online di gedung PBNU lantai 5, Jalan Kramat Raya 164, Jakarta, Senin (13/5).
Oleh karena itu, ia menegaskan perlunya eksistensi diri pengusung Islam moderat. Sebab, selama ini menurutnya, para santri hanya menjadi silent majority. "Perlu menunjukkan Islam moderat sebagai mayoritas," katanya.
Selain itu, ia juga menyatakan bahwa smiling Islam (Islam ramah) perlu digalakkan sebagai solusi. Ia mencontohkan putrinya yang sedang studi di Jepang. Putrinya yang baru berusia 20 tahun itu akrab dengan dua kawannya yang agnostik dan ateis.
Awalnya ia mendapat pertanyaan biasa, "Kamu gak papa bergaul dengan saya?" tanya salah satu di antaranya. Namun setelah itu, ia beberapa kali menerima pertanyaan yang cukup menyudutkannya, seperti "Kamu masih shalat?" dan "Kamu tengah malam shalat (Subuh)?"
Namun, putrinya itu tetap sabar menghadapi hal tersebut. Bahkan, ia yang lebih gemar berpiano itu menyerahkan gitar miliknya untuk karibnya tersebut. "Setelah memberi gitar semakin akrab," cerita Abdurrahman.
Hal yang tak kalah penting, menurutnya, adalah memperkuat diri dengan meningkatkan baca dan memperluas jejaring sehingga tidak kurang pandangan.
Kegiatan ini dihadiri juga oleh Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Juri Ardiantoro. (Syakir NF/Muhammad Faizin)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Refleksi Kemerdekaan, Perbaikan Spiritual dan Sosial Menuju Indonesia Emas 2045
2
Prabowo Klaim Selamatkan Rp300 Triliun APBN, Peringatkan Risiko Indonesia Jadi Negara Gagal
3
Taj Yasin Pimpin Upacara di Pati Gantikan Bupati Sudewo yang Sakit, Singgung Hak Angket DPRD
4
Khutbah Jumat Bahasa Sunda: Ngeusian Kamerdekaan ku Syukur jeung Nulad Sumanget Pahlawan
5
Gus Yahya Cerita Pengkritik Tajam, tapi Dukung Gus Dur Jadi Ketum PBNU Lagi
6
Ketua PBNU: Bayar Pajak Bernilai Ibadah, Tapi Korupsi Bikin Rakyat Sakit Hati
Terkini
Lihat Semua