Surabaya, NU Online
Majalah PWNU Jatim AULA menyelenggarakan bedah buku Kaidah Fikih Politik, Perayaan Demokrasi dan Politik Kebangsaan, Sabtu (27/1). Kegiatan sebagai mata rangkai peringatan 40 tahun media tersebut.
Tampil sebagai narasumber yakni Syaikhul Islam Ali selaku penulis buku, Arif Afandi, Masdar Hilmy, serta Ma’ruf Khozin. Kegiatan yang berlangsung di ruang Kertaraharja PWNU Jatim tersebut dimoderatori oleh Riadi Ngasiran.
Dalam paparannya, Syaikhul Islam mengemukakan bahwa buku yang ditulisnya sebagai sesuatu yang kebetulan. “Momentumnya adalah menjelang pemilihan Gubernur DKI Jakarta,” kata politisi dari Partai Kebangkitan Bangsa tersebut.
Baginya, tampilnya para politisi santri di panggung politik memberikan nuansa baru. “Hal itu mengingatkan kita akan kiprah para kiai dan ulama pada perjalanan politik bangsa di masa awal,” kata Gus Syaikhul, sapaan akrabnya.
Demikian pula setelah membaca sejumlah risalah rapat baik kala menyampaikan pandangan fraksi di sidang komisi maupun paripurna, betapa banyak kaidah fikih yang dikemukakan para ulama dan kiai. “Ini memberikan saya inspirasi agar juga bisa menulis dengan latarbelakang santri,” ungkapnya.
Sejumlah apresiasi disampaikan pula oleh para pembanding sekaligus narasumber yang tampil. Rata-rata mereka memberikan sambutan hangat lantaran sangat jarang para wakil rakyat yang bisa menulis buku di tengah jadwal yang demikian padat.
“Kelebihan buku ini bisa disampaikan dengan cukup ilmiah, sistematis serta menggunakan kerangka yang runtut,” kata Arif Afandi.
Pemimpin Umum Majalah AULA ini juga menyatakan bahwa hadirnya buku tersebut menemukan momentum yang tepat. “Karena saat ini banyak orang yang merindukan politik NU di tengah arus besar perpolitikan yang ada,” kata Arif.
Baik Masdar Hilmy dan Ma’ruf Khozin juga menyampaikan bahwa saat ini yang dibutuhkan adalah bagaimana membumikan kaidah politik ala santri dalam ranah politik kebangsaan.
Majalah AULA diterbitkan PWNU Jatim sejak 1978. Seiring dengan perkembangan dan tantangan zaman, media kebanggan warga NU tersebut, kini berada di bawah menejemen PT AULA Media Nahdlatul Ulama. Bahkan tahun ini telah menerbitkan AulaNisa yang menyasar segmen pembaca perempuan pesantren. (Ibnu Nawawi)