Nasional

Peringati Maulid Nabi, NU Jerman Gemakan Shalawat secara Virtual

Ahad, 8 November 2020 | 11:30 WIB

Peringati Maulid Nabi, NU Jerman Gemakan Shalawat secara Virtual

tangkap layar shalawat online yang diinisiasi PCINU Jerman, Sabtu (7/11).

Jakarta, NU Online
Senandung shalawat menggema di langit Jerman pada Sabtu (7/11). Karantina wilayah parsial yang diterapkan Pemerintah Republik Federal Jerman tidak menghalangi Nahdliyin Jerman untuk memperingati sekaligus merenungi momen kelahiran Nabi besar Muhammad SAW.

 

Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Jerman menggelar acara tersebut dengan mengangkat tema Jerman Bershalawat.

 

Acara yang menghimpun jamaah dari seantero Jerman secara virtual itu diawali dengan pembacaan Maulid Simtuddurar dari pengurus PCINU Jerman. Kemudian, acara dilanjutkan dengan pembacaan Qasidah Mahalul Qiyam dengan iringan rebana dari tim hadroh Pondok Pesantren Al-Islah, Kebagusan, Ampelgading, Pemalang.

 

Duta Besar Republik Indonesia untuk Jerman Arif Havas Oegroseno memberikan selamat atas terselenggaranya peringatan maulid, meskipun di tengah masa pandemi. Pada kesempatan tersebut, ia mengingatkan agar warga Nahdliyin di Jerman turut peduli sesuai kapasitasnya dengan pengembangan teknologi yang berkaitan dengan recovery keadaan dan situasi ekonomi serta kesehatan masyarakat pasca pandemi.

 

Sementara itu, Konsul Jenderal Republik Indonesia di Frankfurt Acep Somantri meminta agar acara ini juga sekaligus menjadi momentum bagi PCINU Jerman untuk aktif melaksanakan program-programnya, utamanya yang berkaitan dengan penyebaran dakwah Islamiyah di Jerman dan pendirian NU Center di Jerman yang diharapkan bisa menjadi lokomotif dakwah umat Islam Indonesia secara umum.  

 

Kegiatan ini juga diisi dengan Mauidhoh Hasanah yang disampaikan KH Bahauddin Ahsan, Pengasuh Pondok Pesantren Al-Islah, Pemalang.

 

Gus Baha, sapaan akrabnya, menguraikan beberapa 'kejadian luar biasa' yang mengiringi kelahiran Nabi Muhammad SAW. Kejadian-kejadian ini, lanjutnya, adalah bukti bagaimana Allah SWT menempatkan kekasih-Nya dalam posisi yang begitu mulia. Ini menjadi dasar bagi umat Islam untuk memberikan penghormatan yang patut sekaligus meneladani akhlak mulia dari baginda Rasul SAW.

 

Kegiatan ini tidak hanya dihadiri warga NU di Jerman, terapi juga perwakilan dari Pengurus Cabang Istimewa Muhammadiyah Jerman Raya, Forum Komunikasi Masyarakat Muslim Indonesia se-Jerman (Forkom), Paguyuban Pasundan Jerman, serta jamaah dari pengajian di sejumlah kota di Jerman, seperti Hannover, Stuttgart, Bremen, Leipzig, Frankfurt, dan lain-lain.

 

Pewarta: Syakir NF
Editor: Kendi Setiawan