Nasional

Peringati Harlah ke-72, Muslimat NU Tegaskan Terus Berkiprah untuk Indonesia

NU Online  ·  Rabu, 11 April 2018 | 11:30 WIB

Tangerang Selatan, NU Online
Ketua Pengurus Pusat Muslimat Nahdlatul Ulama (PP Muslimat NU) Hj Nurhayati Said Aqil Siroj menerangkan, Muslimat NU merupakan wadah perjuangan bagi perempuan Islam yang berpaham Ahlussunnah wal Jamaah an-Nahdliyah. 

Saat ini, imbuh Hj Nurhayati, Muslimat NU sudah berusia 72 tahun. Di usianya yang sudah menginjak kepada tujuh, Muslimat NU telah memberikan ‘warna’ dalam sejarah perjalanan bangsa Indonesia. 

“72 tahun, sebuah usia yang panjang untuk memberi warna dalam perjalanan bangsa ini,” kata Hj Nurhayati dalam acara Harlah ke-72 Muslimat NU di Pondok Cabe Tangerang Selatan, Rabu (11/4). 

Menurut istri Ketua Umum KH Said Aqil Siroj ini, Muslimat NU terus berkiprah dan berkontribusi dalam mewujudkan kondisi bangsa Indonesia yang lebih baik dan sejahtera.  Program-program yang dicanangkan Muslimat NU selalu mengarah kepada upaya pemberdayaan masyarakat, utamanya perempuan, mulai dari bidang agama, ekonomi, kesehatan, sosial, advokasi hingga pendidikan.

Muslimat NU, lanjutnya, juga ikut serta dalam pembangunan bangsa. Baik melalui kader-kadernya yang ada di jajaran pemerintahan atau pun yang ada di luar. Pun, melalui program-program pemberdayaan yang telah dan akan dilaksanakannya. 

“Muslimat NU sangat peduli dalam permasalahan bangsa,” ucapnya. 

Merujuk kepada Al-Qur’an Surat An-Nisa ayat 114, Hj Nurhayati menyebutkan bahwa kiprah dan kegiatan Muslimat NU didasarkan kepada tiga prinsip. Pertama, tolong menolong (amara bi shodaqotin). Kedua, kebaikan (ma’ruf). Dan ketiga, mengupayakan perdamaian (ishlahin).

Acara Harlah Muslimat NU ke-72 ini didahului dengan istighotsah bersama dan diakhiri dengan pemotongan tumpeng. Hadir dalam acara ini Hj Mahfudhoh Aly Ubaid (Dewan Penasihat PP Muslimat NU), para pimpinan Muslimat NU, serta ratusan anggota Muslimat NU dari Jakarta dan sekitarnya. 

Tantangan Muslimat NU

Hj Nurhayati menyebutkan, ada empat tantangan yang dihadapi Muslimat NU pada saat ini. Pertama, keagamaan. Ia mengatakan, dalam beberapa tahun terakhir muncul kelompok-kelompok keagamaan yang bertentangan dengan Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja).

Kedua, narkoba. Ibu-ibu Muslimat NU merupakan penjaga generasi muda. Hj Nurhayati berharap, ibu-ibu Muslimat NU bisa terus menjaga generasi muda dari ancaman obat-obatan terlarang itu. 

Ketiga, dunia maya. Di satu sisi, internet memiliki manfaat yang banyak, tapi di sisi lain juga membahayakan. Misalnya, pornografi dan hoaks yang banyak merugikan dan merusak generasi muda Indonesia. 

“Keempat, kemiskinan. Masih banyak warga Indonesia yang belum sejahtera,” jelasnya. 

“Ini (kemiskinan) yang menyebabkan angka kematian ibu tinggi,” tutupnya. (Muchlishon)