Nasional

Peringati Harlah, Kader NU Pacitan Ziarahi Makam Mbah Umar Tumbu

Jum, 14 April 2017 | 05:02 WIB

Jakarta, NU Online
Memperingati hari lahir (harlah) ke-94 NU, sejumlah kader NU Pacitan memanjatkan doa dan melakukan refleksi diri di makam Mustasyar NU Almagfurlah KH Umar Syahid (Mbah Umar Tumbu) di kompleks Pesantren Nur Rohman, Njajar, Donorojo, Pacitan, Kamis (13/4) malam. Ziarah ini dilakukan dalam rangka meneladani semangat Mbah Umar Tumbu.

Para kader NU yang turut berziarah ini berasal dari lintas organisasi seperti GP Ansor, PMII, IPNU, dan juga pegiat media NU. Di atas pusara makam Kiai yang wafat dalam usia 132 tahun itu, mereka dengan khusyuk membaca maulid Al-Barzanji, Surat Yasin, dan juga tahlil.

"Kita datang dan ziarah ke makam ini selain untuk mendoakan beliau, juga untuk belajar bagaimana meneladani figur Mbah Umar yang kita kenal penuh keprihatinan dan kesederhanaan hidup," kata Zaenal Faizin, pegiat media NU Pacitan.

Menurutnya, begitu banyak khazanah spiritual Mbah Umar yang dapat diteladani dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Utamanya tentang pengabdian tanpa batas Mbah Umar terhadap Nahdlatul Ulama.

Ia berharap, kegiatan ziarah semacam ini bisa terus dilakukan secara rutin untuk menumbuhkan kecintaan terhadap para ulama NU. Selain itu, melalui ziarah diharap dapat memberikan energi positif dalam diri para kader NU.

"Semoga dengan seringnya berziarah dan mengunjungi para kiai dapat menjadi pembangkit untuk mendewasakan diri dan menjadi penuntun dalam melangkah jauh ke depan," imbuhnya.

Mbah Umar Tumbu merupakan figur kiai yang nasihatnya selalu menyejukkan. Mbah Umar Tumbu pernah menitipkan sejumlah pesan kepada warga NU untuk menjaga persatuan, menjaga keimanan keluarga, menjaga nama baik NU. Semuanya itu harus dilakukan nahdliyin agar NU tetap menjadi panutan masyarakat.

Sejak Mbah Umar wafat pada hari Rabu 4 Januari 2017 lalu, makamnya selalu ramai diziarahi. Biasanya para peziarah datang pada hari Kamis dan Jumat. Mereka yang datang bukan hanya dari Pacitan, tetapi dari daerah lain seperti Ponorogo, Wonogiri, dan Solo. (Red Alhafiz K)