Nasional

Perguruan Tinggi Jangan Sungkan Tiru Kearifan Pesantren

NU Online  Ā·  Selasa, 17 Maret 2015 | 23:01 WIB

Jakarta, NU Online
Pesantren menyimpan keunggulan dalam etos pendidikan. Tanpa jaminan ijazah atau gelar formal apapun, para santri terbukti tetap giat menimba ilmu.
<>
Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj mengungkapkan hal itu saat berbicara di hadapan para pimpinan perguruan tinggi NU dari berbagai daerah di kantor PBNU, Jakarta, Senin (16/3).

"Menghafal alfiyah Ibnu Malik 1000 bait, menghafal al-Qur'an, jalan saja, meskipun enggak ada sertifikat. Saat jadi ketua Majelis Wali Amanat UI saya selalu katakan, perguruan tinggi jangan sungkan meniru kearifan pesantren," ujarnya.

Kang Said, sapaan akrabnya, juga mendorong fungsi perguruan tinggi sebagai institusi yang mampu menjaga dan menggali khazanah keindonesiaan. Ia optimis, semakin banyaknya perguruan tinggi di NU akan turut memperkokoh eksistensi Islam Nusantara yang moderat dan menghargai budaya lokal.

Sikap moderat atau tawasuth, menurutnya, membutuhkan topangan sekaligus menghasilkan ilmu pengetahuan. Hal ini baginya lebih sulit ketimbang sekadar ikut kelompok ekstrem kanan maupun kiri. Karena itu, peran perguruan tinggi cukup strategis.

"Tawasuth dalam akidah melahirkan ilmu kalam. Tawasuth dalam syariah melahirkan fiqih dan ushul fiqih. Tawasuth dalam tasawuf menghasilkan keharmonisan antara hakikat dan syariah," paparnya. (Mahbib)