Kelompok ISIS begitu canggih dalam menyebarkan video. Mereka bergerak tidak seperti yang dilakukan jaringan televisi, tetapi seperti tawon. Demikian dikatakan Dr Ali Fisher di Gedung PBNU, Rabu (23/3).
Lebih lanjut, peneliti di The International Centre for the Study of Radicalisation and Political Violence memaparkan ada ribuan anggota ISIS yang menyebarkan video-video propaganda agar publik dan jaringan mereka semakin tertarik dan masuk ke dalam kelompok ISIS.
Kelompok ISIS menganggap orang yang berjuang melalui media internet, sama pentingnya dengan tentara di medan perang. Dan mereka menyebut hal itu sebagai jihad.
Terkait perjuangan ISIS di internet ada tiga aktivitas yang mereka lakukan yaitu cepat, fleksibel, dan bisa langsung mengatasi hambatan. Video-video yang berisi ajaran ISIS, diupload dari beberapa tempat terutama di Irak. Dalam waktu cepat, video-video itu bisa diunduh oleh pengikut mereka, tersimpan di hardisk-hardisk, dan mereka teruskan penyebarannya kepada anggota ISIS yang lain melalui akun-akun media sosial yang hanya bisa diakses oleh anggota.
Mereka biasanya hanya membagikan konten-konten itu selama lima belas menit karena Badan Inteljen termasuk di negara-negara Barat yang mengetahui video-video tersebut kemudian menghapusnya. Tetapi, mereka sudah sangat terbiasa dengan hal itu. Mereka lalu tidak fokus di link itu lagi.
Kelompok ISIS tidak hanya membagikan video melalui satu platform. Mereka menggunakan banyak platform, dan saat satu platform tidak bisa diakses lagi, mereka bisa mentargetkan platform lain. Twitter merupakan platform yang sering dipakai sebagai menara untuk memberi tahu di platform mana konten bisa diakses.
Oleh karena itu, pengajar di Universitas Wina, Austria itu menekankan, agar kita memahami strategi mereka bila ingin melakukan tindakan pencegahan. Berdasrakan penelitian Fisher, kelompok ISIS harus dihadapi secara efektif dan tidak hanya tenggelam dalam pemikiran-pemikiran.
Mengatasi propaganda ISIS hanya dengan memikirkan taktik, tentu kita akan kalah. Propaganda ISIS harus dihadapi dengan langkah strategis, yaitu penguasaan teknologi dan penyebaran informasi tentang ajaran Islam yang sebenarnya. (Kendi Setiawan/Abdullah Alawi)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Larangan Pamer dan Bangga dengan Dosa-dosa
2
Khutbah Jumat: Membumikan Akhlak Nabi di Tengah Krisis Keteladanan
3
Khutbah Jumat: Sesuatu yang Berlebihan itu Tidak Baik, Termasuk Polusi Suara
4
Trump Turunkan Tarif Impor Jadi 19 Persen, Ini Syarat yang Harus Indonesia Penuhi
5
Khutbah Jumat: Meneguhkan Qanaah dan Syukur di Tengah Arus Hedonisme
6
Sejumlah SD Negeri Sepi Pendaftar, Ini Respons Mendikdasmen
Terkini
Lihat Semua