Nasional

Perempuan Harus Bisa Jadi Pengusaha Muda

NU Online  ·  Kamis, 31 Mei 2018 | 12:15 WIB

Semarang, NU Online
Pimpinan Wilayah (PW) Lembaga Kemaslahatan Keluarga Nahdlatul Ulama (LKKNU) Jawa Tengah mengadakan seminar dan dialog kewirausahaan bertema Membangun Kemandirian Wirausaha Muda. Kegiatan yang menggandeng PT Pegadaian tersebut dilaksanakan di Ma’had Al Jami’ah Walisongo Semarang. 

“Peserta kegiatan seluruhnya dari mahasiswi UIN Walisongo Semarang. Kegiatan bertujuan untuk membangun anak bangsa yang mandiri dan kreatif dalam memanfaatkan peluang, terkhusus peluang menjadi pengusaha muda,” kata Ketua PW LKKNU Jateng, Hj Jauharotul Farida.  
 . 
“Seminar di Ma’had Al Jami’ah Walisongo yang penduduknya seratus persen adalah perempuan agar nantinya terbentuk generasi ibu yang mandiri, shalihah dan berkualitas,” kata Hj Jauharotul Farida.  

Selain itu peluang menjadi pengusaha tak hanya dimiliki oleh kaum laki-laki, namun sebagai perempuan harus bisa menjadi pengusaha muda. Menjadi pengusaha berarti mampu untuk hidup mandiri dan tak akan banyak merepotkan orang lain. 

Hadir Malik Khidir sebagai narasumber pertama, pemenang kontes robotik dunia yang kini menjadi pengusaha sukses usia muda. Alumni pondok pesantren Al-Barokah Yogyakarta sekaligus alumni Universitas Gajah Mada ini berbagi pengalaman tentang bagaimana cara menjadi yang seperti sekarang. 

“Hal terpenting bermodalkan keistikamahan beribadah dan terus berdoa serta keistikamahan dalam memanfaatkan keterampilan kreatif merancang sesuatu yang baru,” katanya. 

Hal ini terwujud berkat kontes robot dunia sebagai perwakilan Indonesia hingga akhirnya cita-citanya keliling dunia dan berfoto dengan patung Liberti terwujud, lanjutnya. 

“Persiapan menuju masa depan merupakan hal yang sangat penting,” ujarnya. 

Karena itu  dirinya berpesan agar para generasi muda harus siap berkarya untuk negeri, dengan kata inspirasi yang dibuatnya yakni menjadi santri berkualitas, berkarya tanpa batas, tanpa lupa yang di Atas (Allah). 

Malik senantiasa memberi motivasi mahasiswa yang sekaligus nyantri untuk selalu bersemangat dalam mengembangkan bakat, apalagi di masa sekarang dan yang mengistilahkan dengan ‘dunia dalam genggaman’ (era-gadget). 

“Dari lulus kuliah hingga kini saya telah banyak merancang robot untuk keperluan membantu masyarakat Indonesia, salah satunya adalah alat pemantau gunung di Bali,” ungkapnya. 

Sekarang, ia dan beberapa tim sering diminta merancang robot yang kadang pesanan maupun produksi sendiri untuk membantu memudahkan pekerjaan. 

“Saya senantiasa ingat dengan hadits Rasulullah SAW yang sangat mementingkan pendidikan anak cucunya yakni: Ajarkan anak cucumu untuk berenang, memananah, dan berkuda,” ujarnya. 

Baginya, hadits tersebut disesuaikannya dengan masa sekarang yakni era milenial. “Maka saya akan terus mengajarkan anak bangsa untuk memanfaatkan keterampilan dengan kreatif berkarya, supaya Indonesia tidak menjadi negara yang tertinggal,” ungkapnya. 

Sedangkan narasumber kedua yakni Ade Yahya menyampaikan bahwa pegadaian siap menjembatani bagi orang yang mau membuka usaha. “Karena membantu adalah kewajiban setiap muslim. Jadi disamping berwirausaha kita juga dapat memanfaatkan setiap kesempatan untuk beribadah kepada-Nya,” tandasnya.

Seminar diakhiri tanya jawab dari peserta dan pembagian hadiah dari Pegadaian Pusat. (Hilviana/Ibnu Nawawi)