Nasional

Perceraian Makin Tinggi, Kemenag Siapkan Pendidikan Calon Pengantin

NU Online  ·  Jumat, 11 Agustus 2017 | 12:31 WIB

Perceraian Makin Tinggi, Kemenag Siapkan Pendidikan Calon Pengantin

Menag Lukman Hakim Saifuddin (foto: Bimas Islam)

Jakarta, NU Online
Menteri Agama H. Lukman Hakim Saifuddin megaku prihatin dengan semakin meningginya angka perceraian di Indonesia. Oleh sebab itu, Kemenag, melalui Bimas Islam akan memberikan programkan edukasi bagi calon pengantin. Ia menyampaikan hal itu pada Rapat Koordinasi Penguatan Fungsi Agama dalam Pembangunan Nasional di Hotel Mercure, Ancol, Jakarta, Jumat (10/8).
 
Tak hanya itu, menurut Menag, berdasarkan hasil berbagai survei, kekerasan rumah tangga juga naik. Saat ini terjadi penurunan pemahaman masyarakat terhadap pernikahan. Padahal, pernikahan adalah sesuatu sakral, akad di hadapan Tuhan, untuk melahirkan keturunan berkualitas.

“Pertama adalah kursus bagi calon pengantin, pendidikan pranikah sebenarnya. Intinya kita sangat prihatin angka perceraian terus naik, KDRT juga grafiknya terus naik. Pada ujungnya kita merasa betapa terjadi degradasi pemaknaan masyarakat terhadap pernikahan. Padahal kita tahu pernikahan sesuatu yang sakral," ujarnya saat sesi jumpa pers usai membuka acara.

Menag menambahkan, setiap masyarakat yang mengikuti program tersebut nantinya akan diberikan sertifikat. Program itu, diharapkan  mampu memberikan kesiapan mental dan wawasan tentang kehidupan keluarga kepada calon pengantin.
 
Bagi pasangan yang akan menikah, sambunngnya, telah memiliki sertifikat atau bukti pernah mengikuti pendidikan pranikah itu. Sehingga siapa pun tidak bisa menikah begitu saja.

“Selain kesiapan finansial, yang tidak kalah penting adalah kesiapan mental dan kesiapan wawasan,” tambah Menag.

Rapat Koordinasi Nasional Penguatan Fungsi Agama dalam Pembangunan Nasional yang mengangkat tema “Serap Aspirasi Bimbingan Masyarakat Islam” berlangsung selama tiga hari (10-12/08). Selain dihadiri oleh Kepala Kanwil Kemenag se-Indonesia, acara ini juga menghadirkan peserta dari tokoh-tokoh agama, ormas Islam, akademisi, media, elemen mahasiswa, dan mitra Bimas Islam lainnya. (Abdullah Alawi)