Nasional

Peraih Nilai UN Tertinggi MTs Terpaksa harus Bekerja

NU Online  ·  Ahad, 3 Juni 2012 | 05:04 WIB

Bondowoso, NU Online
Peraih nilai ujian nasional tertinggi se-Jatim untuk tingkat MTs Mochamad Adnan Hakiki yang akrab dipanggil Kiki saat ini terpaksa harus bekerja di Surabaya karena himpitan ekonomi keluarga.
<>
"Kiki sekarang tidak ada, berangkat bekerja jadi tukang bersih-bersih rumah di Surabaya. Katanya ngumpulkan uang dulu buat bayar uang sekolah," kata Yakub (61), kakek kandung Kiki, saat ditemui di rumahnya di Desa Bataan, Kecamatan Tenggarang, Bondowoso, Jumat.

Kiki yang merupakan siswa MTs Negeri 2 Bondowoso ini memperoleh nilai UN 39,60. Untuk pelajaran Matematika dan IPA ia mendapatkan nilai masing-masing 10 dan Bahasa Inggris dengan Bahasa Indonesia masing-masing 9,80.

Selama ini Kiki tinggal bersama kakek neneknya, Yakub dengan Zaenab. Anak pertama dari tiga bersaudara itu hidup di rumah sangat sederhana bersama adiknya yang masih kelas V SD. Yakub sehari-hari hanya bekerja sebagai tukang becak.

"Kalau bapaknya Budiono bekerja serabutan. Kadang bekerja, kadang tidak. Makanya, Kiki sama adiknya kumpul sama saya. Ibunya Arbaiya, hanya ibu rumah tangga," kata Yakub.

Ia mengaku terkejut dengan perolehan nilai Kiki. Selama ini cucunya tersebut dikenal rajin dalam belajar, meskipun hasilnya tidak terlalu menonjol.

"Saya sebetulnya kasihan dia bekerja, tapi mau bagaimana lagi, keadaan saya seperti ini. Saya inginnya dia paling tidak lulus SMA dulu baru bekerja. Mudah-mudahan dengan prestasinya ini Kiki bisa mendapatkan bantuan beasiswa agar bisa melanjutkan sekolah," katanya.

Yakub menceritakan, selama ini Kiki berangkat ke sekolah yang jarak dari rumahnya sekitar 10 Km dengan menggunakan sepeda pancal.

"Memang anaknya punya niat untuk sekolah. Ia berharap dengan bekerja dulu bisa mendapatkan biaya buat sekolahnya," kata Yakub.

Mendapatkan kabar tersebut, sejumlah tetangganya juga terkejut. Mereka berharap, dengan prestasi itu Kiki bisa mendapatkan bantuan dari pemerintah untuk melanjutkan sekolah. 



Redaktur: Mukafi Niam
Sumber  : Antara