Nasional

Penyebab Kurangnya Syukur Menurut Gus Mus

NU Online  ·  Kamis, 16 Agustus 2018 | 13:00 WIB

Penyebab Kurangnya Syukur Menurut Gus Mus

Gus Mus dalam silaturahim alim ulama dan Nahdliyin Pucukwangi

Pati, NU Online
KH Ahmad Mustofa Bisri (Gus Mus) mengatakan di antara krisis-krisis yang dihadapi masyarakat kita saat ini yakni krisis syukur. Mengapa krisis syukur terjadi?

"Karena orang bersyukur harus merasa dulu bahwa ia mendapatkan anugerah dari Allah swt. Sebab, bila tidak merasa mendapat anugerah Allah maka dia tidak akan bersyukur," kata Gus Mus di Lapangan Tiwongso, Desa Sokopuluhan, Kecamatan Pucakwangi, Pati, Rabu (15/8) dalam rangka Silaturahim Alim Ulama dan Warga NU se-Kecamatan Pucakwangi.

Perihal mensyukuri anugerah Allah swt, kiai asal Rembang tersebut menerangkan adanya syukuran yang dilakukan oleh umat Islam apabila melaksanakan ibadah haji. "Hendak berangkat haji syukuran. Seusai pulang haji syukuran," katanya.

Akan tetapi, Gus Mus mengatakan tidak pernah menemui orang syukuran karena shalat. Padahal sholat dan haji sama-sama rukun Islam. "Mengapa kalau haji disyukuri, namun shalat tidak? Karena orang menganggap bila shalat bukanlah anugreah Allah swt. Orang sebatas memahami shalat hanyalah sebuah kewajiban, bila bukan kewajian maka tidak akan dijalankan," papar Mbah Mus

Selain itu, kiai yang budayawan ini memaparkan bahwa sebenarnya manusia sudah diberi anugrah dari Allah swt berupa kemampuan bernafas. "Kita tak mau bersyukur, karena belum pernah sesak nafas," katanya.

Gus Mus lalu mengisahkan seorang temannya yang tidak pernah sakit sama sekali seperti Fir'aun. Suatu ketika sakit bahkan sampai dimasukkan ruang ICU. Gus Mus pun menyempatkan untuk menjenguk.

Akhirnya, Gus Mus pun bertemu temannya tersebut di dalam ruangan ICU dan kalimat yang pertama kali dilontarkannya temannya adalah, "Ternyata bernafas itu nikmat sekali." (Ahamd Solkan/Kendi Setiawan)

 

Â