Nasional

Pentingnya Membaca Hizib Nashor untuk Palestina

Kam, 21 Desember 2017 | 02:01 WIB

Pentingnya Membaca Hizib Nashor untuk Palestina

Katib Syuriyah PBNU KH Mujib Qulyubi.

Jakarta, NU Online
Hizib Nashor merupakan sebuah wirid dan doa yang mempunyai kesaktian luar biasa. Hal ini diamini oleh Katib Syuriyah PBNU KH Mujib Qulyubi ketika PBNU menginstruksikan kepada Nahdliyih di seluruh Indonesia dan dunia untuk membacakan hizib nashor untuk Palestina.

Dia mengungkapkan beberapa alasan kenapa hizib nashor harus dibacakan. Pertama, menurutnya, tentu karena ada instruksi dari PBNU pada 19 Desember 2017 lalu, sebagai perwujudan solidaritas perjuangan warga Palestina agar warga NU membacakan doa qunut nazilah dan hizib nashor. 

Kedua, sebagai upaya berdoa kepada Allah, maka tradisi membaca hizib nashor ini sudah biasa bagi para santri salafiyah pada saat genting dan mendesak,” ujar Kiai Mujib, Rabu (20/12) di Jakarta.

Ketiga, imbuhnya, sesuai dengan namanya hizib nashor ini sebagai doa mohonn pertolongan kepada Allah sudah dilaksanakan oleh para kiai sepuh sejak zaman penjajahan. 

“Belum ada alat canggih dan teknologi senjata waktu itu, yang ada ya doa-doa khusus seperti hizib nashor ini,” ungkapnya.

Keempat, penyusun dan pembuat hizib nashor ini adalah seorang mursyid thoriqoh Syadziliyah, Syekh Abu Hasan As-Syadzili, yang terkenal sangat sufi tapi kaya raya. 

Kelima, tandas Kiai Mujib, doa bersama dalam tradisi NU itu biasa dan bahkan dianjurkan. Doa 40 oangg laksana doanya wali. 

Keenam, dalam hadits disebutkan doa dengan dhohril ghoib itu lebihh cepat dikabulkan oleh Allah SWT daripada diketahui sasaran yang kita doakan,” tuturnya.

Menindaklanjuti instruksi PBNU ini, Kiai Mujib menggelar pembacaan hizib nashor dengan melibatkan seluruh civitas akademika Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (UNUSIA) Jakarta pada Rabu (20/12) malam.

Selain pembacaan hizib nashor dan qunut nazilah, UNUSIA Jakarta juga menggelar agenda istighotsah, maulid Nabi, manaqiban Syekh Abdul Qadir Jaelani, dan doa Surah Al-Fil liharosatil a’da. (Fathoni)