Jakarta, NU OnlineÂ
Perkumpulan Pengusaha dan Profesional Nahdliyin (P3N) mengenalkan pengurus pusat P3N di lantai lima, Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Rabu (21/3). Perkumpulan tersebut dibentuk sebagai ikhtiar untuk menguatkan perekonomian warga NU.Â
Ketua P3N Irnanda Laksanawan mengatakan, PBNU telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan beberapa kementerian, seperti Kementerian Pertanian dan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi. MoU yang dilakukan PBNU itu yang ingin ditindaklanjuti oleh P3N.
"Sekarang kita waktunya kerja nyata. Bagaimana kita menyiapkan Infrastruktur ekonomi hingga paling bawah sampai pada individual petani jagung, kelompok petaninya, koperasinya dengan dukungan infrastruktur keuangan dan pembiayaan yang lain," terangnya.Â
Pada kesempatan tersebut, ia mengakui tentang keberadaan organisasi pengusaha yang ada di NU, seperti HPN, Koperasi Mabadiku Bintang Sembilan dan HIPSI. Namun, P3N berbeda dengan organisasi koperasi dan pengusaha yang telah ada.Â
P3N ingin mewadahi para profesional yang belum mendapatkan tempat yang memadai. "Misalnya dia manager, direktur di perusahaan-perusahaan swasta atau BUMN atau mungkin juga para birokrat di instansi pemerintah," jelasnya.Â
Sementara Ketua PBNU bidang ekonomi H Umar Syah mengaku senang dengan dibentuknya P3N ini. Menurutnya, semakin banyak pihak yang terlibat dan berkontribusi di bidang ekonomi akan sangat membantu perekonomian warga. Oleh karena itu, ia mengajak semua pihak agar turut terlibat.Â
"Mari kita bersama-sama membangun ekonomi warga, khususnya ekonomi nahdliyin," katanya.Â
Pada kesempatan tersebut, ia juga sempat menyinggung tentang tiga amanat Muktamar NU ke-33 di Jombang yang di antaranya tentang ekonomi.Â
Melalui amanat itu, PBNU mendorong warga pada umumnya, dan profesional serta pengusaha khususnya untuk terlibat dalam kegiatan ekonomi.Â
Acara tersebut diikuti penandatanganan kerja sama antara P3N dengan PT. Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI), PT. Cipta Global Solusindo Indonesia (CGI), PT Indoportal Internasional Indonesia (III), dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Grup Japfa. (Husni Sahal/Muiz)