Nasional

Peneliti: Mahasiswa Lebih Tertarik Ceramah Ustadz Online

NU Online  ·  Jumat, 11 Januari 2019 | 07:15 WIB

Jakarta, NU Online
Peneliti Center for The Study of Islam and Social Transformation (CISForm) UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Abdur Rozaki mengemukakan bahwa islamisme tidak hanya menjadi bagian dari kontestasi politik kemasyarakatan dan elektoral, tetapi juga politik kampus. Sebabnya, sumber-sumber pembelajaran mahasiswa tidak lagi di ruang kelas, tetapi melalui media online. 

“Gak ada dosen favorit bagi mahasiswa, yang ada itu ustadz favorit. Ini kesimpulannya. Dosen tidak menarik bagi mahasiswa sekarang, tapi lebih menarik ustadz,” kata Rozaki dalam diseminasi hasil penelitian yang bertajuk Menanam Benih di Ladang Tandus: Potret Sistem Produksi Guru Agama Islam di Indonesia di Hotel Aryaduta Gambir, Jakarta Pusat, Kamis (10/1).

Hal tersebut dibuktikan dengan ketertarikan mahasiswa, termasuk mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Islam dalam mendengarkan pengajian ustadz-ustadz online daripada mengikuti perkuliahan di kelas.

Kecerdasan dosen tidak serta merta membuat mahasiswa nyaman mengikuti pembelajaran di kelas karena kemasan dalam mentransfer ilmunya tidak semenarik para ustadz online.

“Meskipun cara berpikir dosen itu modern, tapi kalah dengan ustadz yang cara berpikirannya bisa jadi  konservatif, tapi dalam menyampaikan pesan-pesan dakwah (ustadz tersebut) sangat modern,” ucapnya.

Ia menyebut bagaimana dakwah yang disampaikan oleh ustadz-ustadz online sering dibagikan mahasiswa hanya karena kemasanya modern. 

“Ustadz online itu dalam mengeluarkan pesan-pesan dakwahnya selalu diviralkan, tapi dosen-dosen kita meskipun mempunyai statement cerdas, yang visioner, paling sebulan sekali dibuat untuk viral. Itu pun kalau ada mahasiswanya yang mau membantu viralkan,” katanya disambut tawa hadirin. 

Ia menganggap bahwa Islamisme di kampus yang dijalankan Lembaga Dakwah Kampus (LDK) melalui ideologi tarbiyah mempunyai pengaruh besar terhadap kepribadian mahasiswa, termasuk mempengaruhi mahasiswa dalam mengikuti pengajian ustadz-ustadz online.

Organisasi ini berjejaring secara aktif dengan jaringan Islamisme lainnya dan kerap kali melakukan aksi-aksi politik terkait isu-isu sekitar ‘bela Islam’. (Husni Sahal/Fathoni)