Nasional

Pendidikan Vokasi Bisa Jadi Pilihan Utama Bila Kualitasnya Baik

NU Online  ·  Senin, 16 April 2018 | 09:45 WIB

Banyumas, NU Online
Pendidikan dan pelatihan vokasi merupakan salah satu instrumen untuk menjembatani masyarakat masuk ke pasar kerja maupun berwirausaha. Masyarakat hendaknya tidak memandang pendidikan vokasi sebagai pilihan kedua ketika tidak diterima di lembaga pendidikan umum.

"Terkait pendidikan vokasi saya juga ingin mengajak masyarakat kita ini untuk meyakini bahwa sesungguhnya pendidikan vokasi ini bisa menjadi jembatan kalau kita menginginkan anak-anak kita ini masuk pasar kerja atau berwirausaha," kata Menteri Ketenagakerjaan RI (Menaker) M Hanif Dhakiri saat menjadi narasumber seminar nasional Teknologi, Kewirausahaan, dan Pemberdayaan Ekonomi di Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Purwokerto, Banyumas pada Sabtu (14/4) petang.

Selama ini, masyarakat masih sering terjebak pada orientasi lembaga pendidikan umum. Namun, ketika pilihan ada di pendidikan umum, tidak sedikit lulusannya malah kesulitan masuk ke pasar kerja.

Menaker Hanif berharap yang orientasinya ingin masuk ke pasar kerja ataupun berwirausaha untuk memilih pendidikan vokasi. Karena, sistem pendidikan yang terapkan sudah disesuaikan dengan kebutuhan dunia usaha/industri.

"Oleh karena itu harus mulai juga dibangun kepercayaan mengenai vokasi ini di masyarakat. Bahwa pendidikan vokasi ini bukan kelas dua, pendidikan vokasi itu bagus kalau sekali lagi dikaitkan dengan pekerjaan," jelas Menaker.

Selain pendidikan vokasi, Menaker menjelaskan bahwa pemerintah juga terus menggenjot peningkatan kompetensi angkatan kerja Indonesia melalui pelatihan vokasi di Balai Latihan Kerja (BLK).

Selain diselenggarakan secara gratis, akses dan mutu pelatihan vokasi di BLK terus diperkuat.

Apalagi, saat ini angkatan kerja Indonesia masih didominasi pendidikan menengah ke bawah (SD-SMP). Dari 128 juta orang angkatan kerja, sebesar 60,08 % berpendidikan menengah ke bawah.

"Sekarang pemerintah menggenjot pendidikan dan pelatihan vokasi. Sehingga mereka yang membutuhkan skill, membutuhkan keterampilan memiliki akses," paparnya. (Red: Kendi Setiawan)