Nasional

Pendidikan Islam Wasilah Lahirkan Generasi Berkualitas

NU Online  ·  Sabtu, 27 Agustus 2016 | 08:30 WIB

Pontianak, NU Online
Direktur Pendidikan Madrasah Nur Kholis Setiawan menyampaikan, pendidikan Islam, baik madrasah maupun pesantren adalah wasilah untuk melahirkan generasi-generasi muda berkualitas, berwawasan luas, dan generasi muslim yang baik. Harapan itu diungkapkan oleh Nur Kholis saat menutup acara Kompetisi Sains Madrasah (KSM) ke-5 di Pontianak, Kalimatan Barat, Jumat (27/8) malam.

"Mari kita wujudkan langkah gerak kita, pendidikan madrasah sebagai wasilah untuk melahirkan generasi muslim yang berkualitas, baik dan benar," kata Nur Kholis.

Dalam sambutannya, Nur Kholis Setiawan yang mewakili Sekjen Kemenag Nur Syam menyampaikan dua nasihat ulama besar yang berasal dari Kalimantan Barat Akhmad Khatib Assambasi dan ulama dari Banten Syekh Nawawi Al-Bantani.

Akhmad Khatib Assambasi pernah menulis buku tasawuf Fath Al Arifin, yang bunyinya wa-laysa ala fi lii maziidun, yang intinya, merepresentasikan kerendahan hati dan ketawadhuan. Dan dilanjutkan dengan kata wa-lakin likulli zamanin tajdidun, yang kira-kira maksudnya, tetapi dalam setiap masa terdapat pembaharuan, yang mewakili sikap percaya diri dalam berfikir, berkarya dan menorehkan prestasi.

"Ingat, bahwa di dalam suatu masa pasti ada pembaharuan. Meskipun sikap yang kita utamakan adalah ketawadhuan, penuh dengan kerendahan hati, tetapi tidak perlu meninggalkan kepercayaan diri," jelasnya.

Nasihat Akhmad Khatib Assambasi ini diuraikan Nur Kholis, agar para siswa-siswi madrasah kiranya dapat dapat mengingat bahwa kecemerlangan masa depan setiap siswa-siswa tergantung pada apa yang dilakukan pada hari ini. "Semoga KSM menjadi wasilah kecemerlangan dan kegemilangan di masa depan," kata Nur Kholis.

Diharapkan Nur Kholis, agar siswa-siswi madrasah harus mengedepankan akhlak yang menjadi bagian revolusi mental. Sebab ditengah-tengah kerendahan hati, tunjukan bahwa kalian mampu, berprestasi, tunjukan bahwa kalian adalah pemimpin di masa mendatang.

Imam Nawawi Al Bantani juga pernah menulis buku tasawuf Marah Labid Tafsir Al-Nawawi atau dikenal dengan Tafsir Munir, yang sejalan dengan Akhmad Khatib Assambasi, dalam kitabnya menjelaskan bahwa adanya sinergi moralitas dengan intelektualitas.

"Moral sebagai pembimbing siswa-siswi madrasah untuk dapat melahirkan generasi dan pemimpin bangsa dimasa mendatang. Setiap yang kalian raih dari sekian banyak medali, baik emas, perak dan perunggu, adalah salah satu wasilah atas penghargaan prestasi yang kalian raih," ucap Nur Kholis.

Disampaikan Nur Kholis, sesungguhnya semua siswa-siswi madrasah memiliki kemampuan dan kesempatan yang sama, dengan bekerja keras akan bisa mencapai semuanya. Dengan keseriusan pasti menghasilkan kegemilangan, ketika ada kekurangan, belum sukses, kita juga jangan mudah terjermus atas keputusasaan.

Menutup sambutannya, ia berpesan, bahwa harus ada sinergi dimensi pikir, kreativitas, intelektualitas, dengan dimensi moral, religius, keagamaan, sehingga dimensi kehidupan semakin berimbang.

"Kesempatan KSM bukan saja menjadi ajang silaturahim, tapi juga wahana saling share antar anak madrasah, sehingga kalian menjadi anak generasi bangsa yang lebih berkualitas dimasa mendatang," tutup Nur Kholis.

Pada KSM tahun 2016 ini, Provinsi Jawa Timur berhasil meraih juara umum Kompetisi Sains Madrasah (KSM) ke-5 Tahun 2016. Jawa Timur berhak mendapat gelar sebagai juara umum dengan menyabet 11 piala, dengan rincian 9 emas pada bidang lomba; Matematika, IPA (MI), Matematika, Biologi, Fisika (MTs), Matematika, Biologi, Kimia, Ekonomi (MA), dan 2 perak; Geografi, Fisika (MA). Juara 2 diraih kontingen Jawa Tengah dengan 6 emas dan 5 perak, sementara peringkat 3 diraih Provinsi Jawa Barat dengan perolehan 5 medali emas, 3 perak dan 3 perunggu. (Kemenag/Fathoni)