Nasional

Pemerintah Perlu Antisipasi Persediaan Logistik

Kam, 26 Maret 2020 | 13:45 WIB

Pemerintah Perlu Antisipasi Persediaan Logistik

Meskipun saat ini tingkat permintaan masyarakat atas bahan pokok secara logis harus turun karena turunnya kegiatan masyarakat, pemerintah tetap harus mengantisipasi persediaan logistik. (Foto: NU Online/Suwitno)

Jakarta, NU Online
Di tengah-tengah keresahan masyarakat terkait wabah Covid-19 atau Corona, belum terjadi kelangkaan kebutuhan bahan pokok secara massif. 
 
Namun, situasi sekarang di mana terjadi perlambatan kegiatan ekonomi, diperkirakan akan berdampak pada konsumsi pangan dan energi secara masif.
 
"Kalau mengenai kelangkaan bahan kebutuhan pokok, saya sih belum melihat yang massif ya. Tapi gula memang saya lihat di kanan kiri masyarakat sudah mengeluhkan langkanya pasokan gula," kata Ketua Bidang Ekonomi Pimpinan Pusat GP Ansor Sumantri Suwarno, Kamis (26/3).
 
Sumantri mengingatkan situasi di mana terjadi perlambatan kegiatan ekonomi terlihat dari aktivitas perkantoran yang dilakukan di rumah, serta kegiatan belajar siswa dan mahasiswa yang juga dipindahkan ke rumah. 
 
"Orang jarang pada bakar bensin paling di rumah. Tentu akan masak, tapi kan karena pendapatannya turun pasti menyesuaikan. Kan nggak makan sebanyak ketika hari normal," kata Sumantri.
 
Menurutnya, sekarang ini tingkat permintaan masyarakat atas bahan pokok secara logis harus turun karena turunnya kegiatan masyarakat. Tetapi pemerintah tetap harus mengantisipasi persediaan logistik. Pasalnya banyak bahan kebutuhan pokok seperti beras dan gula yang masih impor, sementara jalur logistik dunia sedang terpukul akibat kebijakan seperti lockdown.
 
"Banyak kegiatan antarnegara yang terhenti akibat lockdown dan sebagainya. Sehingga, pemerintah lebih baik jauh-jauh hari misalnya nanti mengantisipasi bulan puasa dari sekarang sudah menyiapkan rencana cadangan jika kemudian terjadi lonjakan konsumsi masyarakat," ucapnya.
 
Sumantri juga mengatakan, antisipasi yang bisa dilakukan pemerintah ialah dengan meningkatkan frekuensi kontrol. Pada situasi krisis disebutnya mengharuskan kontrol yang intensif.
 
"Frekuensi kontrol yang lebih banyak yang biasanya kita cek cadangan bahan pokok itu misalnya mingguan, sekarang sudah harus harian, harus terus menerus di setiap daerah, terutama di daerah-daerah yang mengalami guncangan akibat corona ini, kan di beberapa daerah masuk zona merah, kaya Jakarta," jelasnya.
 
Pewarta: Husni Sahal
Editor: Kendi Setiawan