Nasional

Pemerintah Luncurkan Gerakan Nasional Wakaf Uang dan Brand Ekonomi Syariah

Sen, 25 Januari 2021 | 06:17 WIB

Pemerintah Luncurkan Gerakan Nasional Wakaf Uang dan Brand Ekonomi Syariah

Peluncuran Gerakan Nasional Wakaf Uang (GNWU) dan meresmikan Brand Ekonomi Syariah, di Istana Negara Jakarta, pada Senin (25/1). (Foto: Twitter @setkabgoid)

Jakarta, NU Online
Presiden Republik Indonesia Joko Widodo meluncurkan Gerakan Nasional Wakaf Uang (GNWU) dan meresmikan Brand Ekonomi Syariah, di Istana Negara Jakarta, pada Senin (25/1) pagi. Acara ini juga dilaksanakan secara daring dan disiarkan langsung melalui Kanal Youtube Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah.


“Sebagai negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia sudah saatnya kita memberikan contoh praktik pengelolaan wakaf yang transparan, profesional, kredibel, bisa dipercaya, dan memiliki dampak produktif bagi kesejahteraan dan pemberdayaan ekonomi umat Islam,” ungkap Jokowi dalam sambutannya.


Ia melanjutkan, wakaf juga dapat memberikan pengaruh signifikan pada upaya menggerakkan ekonomi nasional, terutama di sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Sebab, lanjutnya, ekonomi syariah masih punya potensi besar untuk dikembangkan.


Dijelaskan pula bahwa pengembangan ekonomi syariah tidak hanya dijalankan oleh negara dengan mayoritas penduduk muslim seperti Indonesia, tetapi juga di negara lain. Jokowi menyebutkan di antaranya Jepang, Thailand, Inggris, dan Amerika Serikat.


“Kita harus menangkap peluang ini dengan mendorong percepatan pengembangan ekonomi dan keuangan syariah nasional. Kita harus mempersiapkan diri sebagai pusat rujukan ekonomi syariah global,” tegasnya.


Meningkatkan literasi masyarakat dengan Brand Ekonomi Syariah
Menurut Jokowi, pemerintah masih memiliki sejumlah pekerjaan rumah. Antara lain indeks literasi ekonomi syariah di negeri ini masih rendah, yakni hanya berkisar 16,2 persen. Tentu saja, katanya, masih terdapat banyak ruang untuk meningkatkan pemahaman masyarakat.


Sejalan dengan itu, Menteri Keuangan (Menkeu) RI Sri Mulyani Indrawati menyatakan bahwa salah satu tantangan pemerintah dalam mengembangkan ekonomi syariah dalam negeri adalah masih rendahnya literasi masyarakat.


Untuk itulah Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) juga menginisiasi peluncuran brand ekonomi syariah. Brand tersebut diluncurkan dalam rangka menyatukan gerak bersama untuk meningkatkan literasi, edukasi, serta sosialisasi ekonomi syariah yang bersifat masif dan inklusif.


Lebih lanjut Sri Mulyani menekankan, Brand Ekonomi Syariah juga berfokus pada peningkatan pengetahuan, keterampilan, serta keyakinan masyarakat terhadap ekonomi dan keuangan syariah.


“Brand Ekonomi Syariah dapat digunakan oleh seluruh kementerian dan lembaga serta para pemangku kebijakan yang bergerak di bidang ekonomi dan keuangan syariah pada setiap produk, program kegiatan, maupun kampanye yang dilakukan,” ungkapnya.


Brand Ekonomi Syariah simbol milik negara
Sementara itu, Wakil Presiden Republik Indonesia KH Ma’ruf Amin menjelaskan bahwa Brand Ekonomi Syariah merupakan suatu logo atau simbol milik negara. Simbol itu dipergunakan untuk menyatukan kebersamaan dalam seluruh kegiatan yang berkaitan dengan ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia.


Sejalan dengan Menkeu Sri Mulyani, Wapres juga menerangkan bahwa Brand Ekonomi Syariah ditujukan pula untuk peningkatan literasi, edukasi, dan sosialisasi ekonomi keuangan syariah yang masif.


“Tujuannya untuk meningkatkan pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill), dan keyakinan (confidence) masyarakat akan ekonomi dan keuangan syariah,” terang Kiai Ma’ruf.


Wapres berharap, Brand Ekonomi Syariah dapat digunakan oleh seluruh kementerian, lembaga, dan pemangku kepentingan yang bergerak dalam bidang ekonomi keuangan syariah, pada setiap kegiatan atau produk yang dimiliki.


“Semoga peluncuran Gerakan Nasional Wakaf Uang dan Brand Ekonomi Syariah ini, memberikan kemaslahatan bagi kita semua,” tutupnya.


Acara ini dihadiri jajaran menteri kabinet Indonesia Maju, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo, Ketua Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso, Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Rosan Roeslani, Ketua Badan Wakaf Indonesia (BWI) Mohammad Nuh, para gubernur seluruh Indonesia, tokoh masyarakat, dan tokoh agama.


Pewarta: Aru Lego Triono
Editor: Muhammad Faizin