Cirebon, NU Online
Katib Syuriyah PBNU KH Mustofa Aqil Siradj menilai, pemerintah belum sepenuhnya mendukung lembaga dan program keagamaan di masyarakat. Akibatnya masjid dan pesantren belum terangkat dari kondisi marginalnya.
<>
Pandangan ini disampaikan dalam Rapat Pimpinan Daerah Lembaga Ta'mir Masjid NU (LTMNU) Kabupaten Cirebon di Pesantren Muallimin-Muallimat Babakan, Ciwaringin, Cirebon, Jawa Barat, Sabtu (5/1).
Menurut Mustofa, sikap ini merupakan sisa-sisa dari kebijakan politis pemerintah Orde Baru yang tidak suka melihat Nahdlatul Ulama (NU) berkembang pesat. Hampir semua simbol dan kegiatan yang berbau NU selalu dikebiri, terutama saat ormas para kiai ini masih menjadi partai politik.
Situasi ini, sambungnya, berbeda dengan kondisi masyarakat masa lalu. Dulu, pemerintah dan masjid mampu bersinergi, baik dalam hal agama maupun pemerintahan.
"Beduk ada di masjid. Kentongan ada di balai desa. Kalau beduk ditabuh pemerintah pergi ke masjid, kalau kentongan dipukul para kiai ke balai desa. Itu zaman dulu," ujar salah satu pengasuh Pesantren Kempek Cirebon ini.
Mustofa mengingatkan, jika masjid sebagai basis pergerakan dan pesantren sebagai basis kulturalnya ingin maju maka dukungan dari pemerintah harus berjalan dengan optimal.
Redaktur: Mukafi Niam
Penulis  : Mahbib Khoiron
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Maulid Nabi dan 4 Sifat Teladan Rasulullah bagi Para Pemimpin
2
Jadwal Puasa Sunnah Sepanjang Bulan September 2025
3
DPR Jelaskan Alasan RUU Perampasan Aset Masih Perlu Dibahas, Kapan Disahkan?
4
Penangkapan Direktur Lokataru Delpedro Marhaen oleh Polisi Dinilai Keliru dan Salah Sasaran
5
Pengacara dan Keluarga Yakin Arya Daru Meninggal Bukan Bunuh Diri
6
Polisi dan Militer Tembakan Gas Air Mata di Sekitar Kampus Unisba dan Unpas, Rakyat Jadi Korban
Terkini
Lihat Semua