Nasional

Pembelajaran Bahasa Arab Harus Dikembangkan dengan Media Digital

Sel, 24 September 2019 | 06:15 WIB

Pembelajaran Bahasa Arab Harus Dikembangkan dengan Media Digital

Seminar nasional di Auditorium Harun Nasution UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jalan Ir H Juanda, Kota Tangerang Selatan, Banten, Senin (23/9). (Foto: NU Online/Syakir NF)

Tangerang Selatan, NU Online
Berbagai hal sudah dibuat versi digital. Media cetak oplahnya semakin menurun, sedangkan pengunduh aplikasi berita daring semakin meningkat. Hal demikian menjadi gambaran betapa orang sudah banyak beralih ke dunia digital. Hal itu pula yang harus dilakukan oleh guru bahasa Arab dalam mengembangkan pembelajarannya kepada para siswa.

Kata al-akhdzu dalam kaidah al-muhafadhatu ‘alal Qadim al-Shalih wal akhdzu bil jadidil ashlah dalam hal ini, kata Guru Besar Bahasa Arab Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, HD. Hidayat dapat diartikan sebagai pengambilan media digital elektronik ke dalam pembelajaran bahasa Arab.

“Adapun al-akhdzu yaitu memanfaatkan media elektronik dalam rangka menghasilkan pembelajaran yang efektif dan efisien,” katanya saat seminar nasional di Auditorium Harun Nasution UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jalan Ir H Juanda, Kota Tangerang Selatan, Banten, Senin (23/9).

Di samping itu, menurutnya, meski al-akhdzu ini harus direalisasikan, pesantren juga tetap harus menerapkan konsep al-muhafadhah dalam rangka melestarikan tradisi kepesantrenannya.

Al-muhafadhah yaitu mempertahankan tradisi pesantren dalam pengamalan akidah, syariah, dan akhlak yang sudah berakar di Nusantara. Demikian pula pendidikan, termasuk kurikulum,” katanya.

Senada dengan Hidayat, Pembina Arus Informasi Santri (AIS) Nusantara Romzi Ahmad juga mengungkapkan bahwa para mahasiswa Pendidikan Bahasa Arab sebagai pengajar ke depannya harus menjadi pembuat konten berbahasa Arab di media sosial. “Teman-teman jadi content creator,” katanya. 

Sementara itu, Habib Ali Hasan Bahar, pengajar di Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, lebih banyak menyampaikan keindahan bahasa Arab. Dalam presentasinya yang menggunakan bahasa Arab secara penuh, ia beberapa kali mengutip syair-syair Arab karya banyak sastrawan, seperti Imruul Qais, Abu Nawas, Nizar Qabbani, hingga al-Bushiri.

Nama yang disebut terakhir ini menulis syair yang kerap dibacakan oleh para santri, yakni Qasidah al-Burdah. Menurutnya, syair-syair yang berisi pujian terhadap Rasulullah itu adalah hadiah terbaik dari Mesir untuk dunia Islam. “Qasidah Burdah hadiah Mesir untuk Indonesia dan alam,” katanya.

Seminar ini juga dihadiri oleh Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Amany Burhanuddin Umar Lubis sebagai pembicara kunci. Hadir pula Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Sururin dan jajarannya. 

Seminar ini merupakan pembuka angkaian kegiatan al-Arabiyyah lil Funun yang digelar oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Arab UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Setelah seminar, kegiatan dilanjutkan dengan berbagai kompetisi bahasa Arab.

Pewarta: Syakir NF
Editor: Fathoni Ahmad