Nasional

Pembagian Sembako LAZISNU sebagai Wujud Komitmen Gerakan Kemanusiaan

Jum, 19 Juni 2020 | 11:45 WIB

Pembagian Sembako LAZISNU sebagai Wujud Komitmen Gerakan Kemanusiaan

NU Care-LAZISNU fokus menanganan jaring pengaman sosial ekonomi masyarakat melalui berbagai pendekatan gerakan penggalangan. (Foto: NU Online/Abdul Rahman Ahdori)

Jakarta, NU Online

Sejak berdiri tahun 1926 silam, Nahdlatul Ulama kental dengan kegiatan-kegiatan kemanusiaan. Hingga memasuki era reformasi seperti saat ini gerakan kemanusiaan yang dibawa para muassis NU selalu dilakukan oleh seluruh lembaga dan Banom di lingkungan Pengurus Besar Nadlatul Ulama (PBNU).


Salah satu tokoh yang selalu mengajarkan nilai kemanusiaan adalah KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Bagi Presiden RI ke 4 ini, kemanusiaan harus dilakukan umat manusia dalam setiap pemikiran, pandangan, dan gerak langkahnya. 


Gus Dur juga pernah berpesan singkat, namun mendalam dan penuh makna. Beliau mengatakan tiga substansi soal hubungan antar-manusia. Pesan itu  yakni ‘mari kita wujudkan  peradaban di mana manusia saling mencintai, saling mengerti, dan saling menghidupi. 


Pesan ini lah yang nampaknya selalu dipegang oleh Lembaga Amil Zakat Infak Sedekah NU (LAZISNU). Tidak bosan-bosannya, relawan NU Care-LAZISNU menggalang dana agar masyarakat tidak mampu di Indoenesia bisa terbantu. Apapun agamanya, apapun latar belakangnya NU Care-LAZISNU siap turun tangan membantu masyarakat yang membutuhkan. 


Misalnya, untuk membantu  masyarakat  terdampak Covid-19 di seluruh daerah di Indoenesia NU Care-LAZISNU menggandeng pihak  luar agar cita-cita menolong  sesama bisa terwujud. Melalui jaringan media PBNU akhirnya NU Care-LAZISNU dipercaya Kompas TV menyalurkan bantuan  Sembako  kepada masyarakat terdampak Corona di Jabodetabek. 


Tidak tanggung-tanggung penerima manfaat yang telah disiapkan oleh NU Care-LAZISNU sebanyak 3000 orang. Bantuan Sembako berasal dari penggalangan yang disiarkan secara langsung saat acara Sahur Time Kompas TV selama bulan Ramadhan  lalu. Total donasi yang terkumpul sebesar Rp1,5 milliar. 


Jumlah itu telah dibagikan NU Care-LAZISNU sejak 1 bulan yang lalu melalui berbagai program kegiatan. Mereka yang menerima adalah kelompok masyarakat menengah ke bawah dengan latar belakang yang berbeda-beda. 


Ketua NU Care-LAZISNU, H Achmad Sudrajat mengatakan, LAZISNU terus berusaha agar kegiatan-kegiatan kemanusiaan bisa tetap dijalankan. Menurutnya, sebaran penerima bantuan dari LAZISNU tersebar di hampir seluruh wilayah di Indonesia bahkan di dunia. 


NU Care-LAZISNU, ucap dia, telah terbentuk di 34 provinsi di Indonesia termasuk di daerah kabupaten/kota serta desa dan kecamatan. Selain itu NU Care-LAZISNU juga telah membentuk  36 Cabang Istimewa di 36 negara. Karenanya, bantuan kemanusiaan oleh NU Care-LAZISNU sangat luas bisa dilakukan di dalam negeri maupun luar negeri.


Dalam situasi pandemi seperti saat ini, kata Ajat, NU Care-LAZISNU fokus menanganan jaring pengaman sosial ekonomi masyarakat melalui berbagai pendekatan gerakan penggalangan. Program tersebut terbukti membantu anak bangsa dalam meringankan beban yang diterima. 


“Program itu membantu anak bangsa meringankan bebannya,” kata H Ajat Sudrajat saat menyalurkan bantuan Sembako kepada santri dan guru ngaji terdampak Covid-19 di Masjid Raya Hasyim As’yari Cengkareng, Jakarta Barat, Jumat (19/6).


Ia menambahkan, pada tahap pertama tersebut ada 300 penerima manfaat yang disalurkan NU Care-LAZISNU. Mereka berasal dari beberapa daerah di Jakarta Barat yang sehari-harinya tinggal di pesantren dan mengurus majelis taklim. 


“NU Care-LAZISNU beberapa program memang fokus memberikan bantuan kepada guru ngaji, majlis taklim dan santri. Banyak pula penerima manfaat dari profesi lain seperti tukang ojeg online dan sebagainya,” tuturnya. 


Ia berharap semangat gerakan kemanusiaan bisa berjalan optimal dilakukan oleh NU Care-LAZISNU di seluruh dunia. Upaya itu semata agar banyak umat manusia yang terbantu oleh NU yang tak lain adalah organisasi sosial keagamaan yang banyak menangani masalah-masalah keumatan. 


Pewarta: Abdul Rahman Ahdori

Editor: Ahmad Fathoni