Nasional

Pemahaman Rigid Faktor Penyebab Gerakan Fundamentalisme

NU Online  ·  Selasa, 29 Mei 2012 | 01:20 WIB

Jombang, NU Online
Penafsirkan teks-teks keagamaan secara rigid (kaku) dan tekstual adalah satu di antara faktor yang menyebabkan munculnya gerakan fundamentalisme yang dianggap sebagai respon terhadap modernisme dan postmodernisme.<>

"Ada beberapa faktor yang menyebabkan para muda muslim rentan masuk pada organisasi muslim fundamentalis, yaitu pemahaman terhadap teks keagamaan yang kaku dan literalis, lingkungan keluarga, pendidikan dan latar keilmuan, program mentoring, peran guru dan dosen," ujar Yusuf Suharto dalam diskusi dengan tema "Membongkar Ideologi Muslim Fundamentalis", Senin (28/05) di kantor MWCNU Ngusikan Jombang.

"Para kader Nahdlatul Ulama juga rentan untuk masuk dalam kelompok fundamentalis ini, makanya kegiatan rutin kajian, silaturahim yang selama ini menjadi kekuatan kultural NU harus terus digerakkan," ujar Sekretaris Aswaja NU Center Jombang ini di hadapan puluhan kader muda NU yang tergabung dalam Green Student Club (GSC).

Menjawab pertanyaan para peserta diskusi, Yusuf mengidentifikasi definisi dan ciri gerakan fundamentalis ini. Menurutnya, pada dasarnya setiap muslim semestinya harus memahami agama secara fundamental, namun janganlah menjadi fundamentalis.

"Fundamentalisme adalah sebuah gerakan dalam paham atau agama yang berupaya untuk kembali kepada apa yang diyakini sebagai dasar-dasar atau asas-asas (fondasi). Biasanya hal ini didasarkan pada pemaknaan secara harfiah semua ajaran yang terkandung dalam Al-Quran, hadits maupun rujukan utama gerakan itu," kata Yusuf.

"Gerakan-gerakan yang mengikuti paham ini seringkali berbenturan dengan kelompok-kelompok lain bahkan yang ada di lingkungan agamanya sendiri. Mereka kerap menganggap diri sendiri lebih otentik dan dengan demikian juga lebih benar daripada lawan-lawan mereka yang iman atau ajaran agamanya telah "tercemar", tambahnya.

Dahril Kamal Pembina GSC yang juga pengurus Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU) Jombang menambahkan bahwa kalau para muda NU istiqamah aktif dalam kajian keislaman maka itu salah satu bentuk menghindari dari infiltrasi gerakan radikal fundamentalis.

"Kelompok studi anak-anak muda NU yang diprakarsai oleh Pengurus Anak Cabang (PAC) IPNU-IPPNU Ngusikan ini secara rutin melakukan kajian setiap Senin sore, dan kalau kita istiqamah niscaya infiltrasi gerakan fundamentalis tidak akan terjadi," ujarnya disambut tepuk tangan peserta diskusi.

Redaktur : Sudarto Murtaufiq