Jakarta, NU Online
Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Surabaya, H Achmad Muhibbin Zuhri mengimbau warga NU Surabaya khususnya dan Jawa Timur umumnya untuk menghormati hasil Pilkada yang berlangsung hari ini.
“Menang atau kalah itu hal normal dalam kontestasi semacam Pilkada ini,” katanya dihubungi NU Online, Rabu (27/6).
Ia berharap pihak dan para pendukung yang nantinya dinyatakan unggul agar tidak jumawa (sombong). Demikian juga pihak dan pendukung yang dinyatakan kalah, agar tidak usah merasa saki hati.
Selain itu, jika hasil Pilkada tidak sesuai dengan harapan salah satu pihak, hal itu jangan dijadikan alasan untuk memperkeruh suasana.
Pengajar Pascarsarjana di Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya ini menambahkan warga NU Jatim menyadari bahwa kedua calon gubernur adalah sama-sama putra terbaik NU. Warga NU Jatim juga sudah memberikan pilihan sesuai dengan pikiran dan naluri mereka.
“Apa pun hasilnya harus disadari bahwa itulah hasil terbaik,” ungkapnya.
Oleh karena itu, ia berharap siapa pun yang nantinya dinyatakan unggul dan terpilih sebagai Gubernur Jatim akan memberikan dampak baik bagi warga dan Nahdliyin Jatim.
Muhibbin mengabarkan bahwa proses Pilkada Jatim secara umum berlangsung aman dan tertib. “Sampai saat ini belum ada laporan pelanggaran tata tertib Pilkada di Jawa Timur,” ujarnya.
Pilkada Jatim mempertarungkan pasangan Khofifah Indar Parawansa-Emil Dardak dan Saifullah Yusuf-Puti Guntur Soekarno untuk kursi gubernur dan wakil gubernur. Hinga berita ini diturunkan hasil hitung cepat (quick count) Pilkada Jatim menyatakan Khofifah-Emil lebih unggul.
Dikutip dari detik.com hitung cepat Lingkaran Survei Indonesia (LSI) sudah mendekati hasil akhir. Hasilnya, Khofifah Indar Parawansa-Emil Dardak menang. Data quick count Pilkada Jatim ini berdasarkan pukul 16.28 WIB, Rabu (27/6). Sebanyak 97,25 persen suara sudah terkumpul. Hasilnya Khofifah Indar Parawansa-Emil Dardak: 54,33 persen dan Saifullah Yusuf (Gus Ipul)-Puti Guntur Soekarno: 45,67 persen.
Menanggapi hasil hitung cepat ini, Muhibbin meminta masyarakat agar tetap menunggu hasil akhir yang dikeluarkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU). “Tetap harus menunggu hasil dari KPU, karena KPU yang resmi,” ujarnya. (Kendi Setiawan)