PBNU Temui Presiden Terkait Penyerangan Syiah
NU Online · Rabu, 29 Agustus 2012 | 01:04 WIB
Jakarta, NU Online
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama KH Said Aqil Siroj didampingi pengurus lainnya, bertemu dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, di istana, Selasa (28/8).
<>
Pertemuan dilakukan guna membicarakan kasus penyerangan warga Islam Syiah di Sampang. Pemerintah berjanji akan memberikan perhatian lebih ke Madura pascapenyerangan tersebut.
"Alhamdulillah Presiden sepakat apa yang terjadi di Sampang adalah murni kriminal. Tadi Presiden juga menjanjikan akan secara khusus memperhatikan Madura dalam dua tahun ke depan," kata Kiai Said usai pertemuan.
Mendampingi Kiai Said dalam pertemuan di Ruang Cenderawasih, Istana Kepresidenan, Â adalah Sekretaris Jenderal PBNU H Marsudi Syuhud, Rais Syuriyah PBNU KH Masdar Farid Mas'udi, KH Saifudin Amsir, dan KH Artani Hasbi. Turut serta dalam rombongan adalah panitia Musyawarah Nasional Alim Ulama dan Konferensi Besar Nahdlatul Ulama.
Dalam pertemuan tersebut PBNU juga menyampaikan desakan agar Presiden memberikan instruksi ke aparat penegak hukum, dalam hal ini kepolisian, untuk bertindak tegas dalam menangani kasus penyerangan warga Islam Syiah di Sampang, Madura. Pelaku penyerangan harus ditindak sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.
Diberitakan sebelumnya, PBNU mengutuk kembali terulangnya penyerangan terhadap warga Islam Syiah di Nanggernang, Sampang, Madura, Jawa Timur, hingga mengakibatkan jatuhnya 2 korban jiwa dan beberapa di antaranya luka. Peristiwa tersebut dinilai sebagai kriminal murni, dan aparat penegak hukum didesak dapat menjalankan tugas penegakan dengan baik.
"Saya melihat (kejadian) itu sebagai kriminal murni, karena dakwah tidak dibenarkan  kalau sampai harus saling melukai, apalagi saling bunuh. Oleh karenanya aparat penegak hukum, dalam hal ini kepolisian, harus bisa bertindak sesuai dengan hukum yang ada," tandas Kiai Said.Â
Terkait tudingan sejumlah pihak jika Syiah adalah aliran sesat, NU tidak sependapat jika penyelesaiannya dilakukan melalui jalan kekerasan.
"NU dengan Syiah jelas beda, terlebih dengan Ahmadiyah, jelas berbeda. Tapi, dalam pergaulan kami menolak adanya kekerasan, karena ajakan berubah itu ada metodenya. Dakwah, diskusi yang bermartabat, dan itu semua yang selama ini kami lakukan," tegas Kiai Said.
Penulis: Nabil Haroen
Terpopuler
1
Guru Madin Didenda Rp25 Juta, Ketua FKDT: Jangan Kriminalisasi
2
Khutbah Jumat: Meneguhkan Qanaah dan Syukur di Tengah Arus Hedonisme
3
Gus Yahya Dorong Kiai Muda dan Alumni Pesantren Aktif di Organisasi NU
4
MK Larang Wamen Rangkap Jabatan di BUMN, Perusahaan Swasta, dan Organisasi yang Dibiayai Negara
5
Pemerintah Perlu Beri Perhatian Serius pada Sekolah Nonformal, Wadah Pendidikan Kaum Marginal
6
KH Kafabihi Mahrus: Tujuan Didirikannya Pesantren agar Masyarakat dan Negara Jadi Baik
Terkini
Lihat Semua