Nasional

PBNU tak Terima Calon Titipan untuk Seleksi Beasiswa

NU Online  ·  Senin, 16 April 2012 | 08:08 WIB

Jakarta, NU Online
Panitia penerimaan beasiswa PBNU ke Harford Seminary Ameriika melakukan ujian seleksi pada Senin, 16 April di gedung PBNU. Sebanyak 56 orang mengikuti seleksi S2 sedangkan 23 orang untuk S3. Materi yang diujikan meliputi test potensi akademik, ke-NU-an dan bahasa Inggris.<>

Sekjen PBNU H Marsudi Syuhud menegaskan, PBNU tidak menerima calon titipan yang memiliki hubungan kedekatan dengan pengurus NU. Sehingga siapapun memiliki peluang untuk diterima, asal benar-benar memiliki kemampuan sebagaimana persyaratannya. 

“Kita melakukan seleksi secara jujur dan transparan, tidak ada koneksi-koneksian,” katanya dihadapan peserta ujian.

Ia menjelaskan, NU memiliki kepentingan untuk mempersiapkan kader-kader terbaiknyanya untuk memimpin negeri ini karena NU merupakan salah satu pemegang saham utama dalam proses pendirian republik ini. 

“Kader NU harus mempersiapkan diri untuk bisa memimpin negeri ini dalam berbagai bidang,” katanya. 

Nahdlatul Ulama, katanya, merupakan ormas yang memperjuangkan Islam rahmatan lil alamiin. Karena itu, harus mampu memberi kemaslahatan kepada umat dalam berbagai bidang. Ibadah tidak boleh hanya dimaknai sekedar belajar ilmu agama, tetapi juga bidang lain yang mengatur kehidupan manusia. 

“Kita harus belajar apa saja yang diperlukan orang banyak, belajar listrik, belajar atom atau apa saja yang masih dibutuhkan orang merupakan fardhu kifayah,” paparnya. 

Tak lupa, ia mengingatkan jika ada yang terpilh harus bisa menjaga diri di negeri orang, dengan nilai tasamuh (toleran), tawasuth (moderat) dan tawazun (seimbang) karena nilai-nilai itulah yang menyebabkan NU bisa diterima dimana saja. Selain itu, ia meminta kader yang belajr harus kembali ke Indonesia agar bisa membagi ilmunya kepada yang lain. 

“Boleh tetap tinggal di luar negeri, tetapi harus memperjuangkan NU disana karena dakwah NU tak hanya di Indonesia,” paparnya. 

PBNU saat ini tengah memperluas jaringan beasiswanya ke berbagai negara, seperti Australia, Aljazair, Taiwan, dan yang terbaru di Austria dan Italia. Marsudi bermimpi NU dapat melahirkan 1000 doktor setiap tahunnya yang nantinya dapat mengambil peran dalam berbagai bidang. 

Mereka yang tidak lolos dalam ujian kali ini masih dimungkinkan untuk mendaftar dalam program lain yang diselenggarakan oleh PBNU. “NU akan terus berusaha mencari peluang dan menempatkan kader-kadernya agar terus bisa mengembangkan diri,” jelasnya.

 


Penulis: Mukafi Niam