Serang, NU Online
Di pembukaan acara Konferwil IV PWNU Banten, Ketua PBNU KH Abdul Manan berpesan agar NU mengerti keinginan dan kebutuhan umat. NU ini bukan hanya kerumunan orang, melainkan sebagai jam’iyah. Yang diprakarsai oleh para kiai dengan mengambil nilai-nilai ajaran para Wali Songo.
Ia mencontohkan, Sunan Gunung Djati memulai menyebarkan Islam di Banten dari Pesambangan. Melalui Thariqah Satariyah, ia menguasai Padjadjaran dan mendirikan kesultanan. Para keturunan Sultan ini melakukan dakwah melalui bilik-bilik pesantren. Dari bilik-bilik pesantren inilah terlahir Nahdlatul Ulama.
Hal tersebut disampaikan pada Konferensi Wilayah (Konferwil) IV, Sabtu (28/7). Dengan mengusung Tema Meneguhkan Khidmah Jam'iyyah Untuk Umat dan Bangsa, di Kantor PWNU Banten, Jalan Raya Cilegon No.40 Kepandean, Serang Banten.
Dikkatakan Kiai Manan, NU itu sebagai jam'iyah yang didirikan para kiai bukan hanya sekadar kerumunan orang-orang saja. Sebab itu, kita perlu mengetahui keinginan dan kebutuhan nahdliyin. Keinginan umat itu bisa dilihat dari doanya para umat setelah shalat.
Pertama, menurutnya, umat itu berdoa Allhumma inni as’aluka salamatan fi ad-din. Mereka menginginkan keselamatan agama. Keagamaan mereka perlu dijamin. Paham aswaja ini perlu terus dikawal oleh segenap pengurus NU.
Kedua, Wa 'afiyatan fi al-jasad. Mereka menginginkan kesehatannya terjamin. “Kita perlu memikirkan, bagaimana agar warga NU itu sehat. NU perlu memikirkan kesehatan nahdliyin. Dirikan rumah sakit NU, berikan pelayanan kesehatan murah. Bahkan, kalau bias pelayanan kesehatan gratis,” terangnya.
Ketiga, waziyadatan fi al-‘ilm. Mereka membutuhkan pendidikan yang berkualitas. Lembaga pendidikan NU harus diperbaiki sumberdaya, prasarana dan mutunya. Keempat, wabarakatan fiar-rizq. Mereka menginginkan keberkahan dalam hartanya.
“Yang punya kontak langsung dengan warga perlu membuat program pemberdayaan ekonomi warga NU,” tegasnya.
Kelima, wataubatan qabla al-maut. Mereka menginginkan husnul khatimah. Maka, orang NU jangan pilih kasih. Rangkul semua orang dan golongan demi kemaslahatan dengan car amemiliki fasilitas umum yang bisa digunakan warga NU, misalnya mobil ambulance.
“Terakhir adalah warahmatan 'inda al-maut. NU harus menyantuni warganya dan warga lainnya. Jangan sampai warga NU justru disantuni orang lain. Itu sebagai jam’iyatud dakwah lil jama’ah,” pesannya.
Ketua PWNU Banten 2013-2018 Soleh Hidayat mengatakan, NU bukan organisasi pengurus, melainkan NU ini organisasi umat. Sekali pun ada segelintir orang yang memanfaatkan NU untuk kepentingan sendiri. Sebetulnya NU ini dimiliki umat.
Ia menambahkan, NU ke depan menghadapi revolusi industri masa depan. Maka NU perlu bertransformasi, dan harus progresif. NU jangan terjebak dengan siapa yang akan memimpin NU. Tapi harus memikirkan apa yang akan dilakukan lima tahun ke depan. Karena ruhnya NU itu di Banten.
Adapun yang menjadi calon ketua tanfidziyah pada Konferwil IV ini adalah Soleh Hidayat (Ketua PWNU Banten 2013-2018), KH Matin Sarkowi (PCNU Serang), KH Encep Subandi (Ketua PCNU Kab Tangerang), KH Bunyamin (Ketua PCNU Kota Tangerang), dan A Bazari Syam (Ketua ISNU Kab Tangerang). (Suhendra/Muiz)