PBNU Nilai Penting Edukasi Publik untuk Hapus Stigma ODGJ
NU Online · Kamis, 5 Desember 2019 | 07:45 WIB
Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Prof Dr H Maksoem Mahfudz mengatakan problem utama terkait Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) terletak pada lingkungan masyarakat. Lingkungan berkontribesar pada pembentukan stigma negatif terhadap ODGJ.
Pernyataan ini disampaikan oleh Prof Maksoem pada forum bahtsul masail LBM PBNU perihal problematika penyandang disabilitas mental di Jakarta pada Selasa-Rabu, 3-4 Desember 2019.
Penanganan terhadap ODGJ akan lebih efektif bila dimulai dari lingkungan sosial. Penanganan terhadap ODGJ dapat diawali dari lingkungan.
“Persoalan utama edukasi publik. Pasalnya, alienasi, pengasingan, pengucilan, marjinalisasi, dan stigmatisasi terhadap ODGJ ini. Problemnya itu ada di sistem sosial. Jadi, kuncinya edukasi publik,” kata Pak Maksoem.
Rais Syuriyah PBNU KH Ahmad Ishomuddin mengatakan hal serupa dengan pandangan Waktum PBNU. Menurutnya, selain keluarga, masyarakat harus berperan aktif dalam penanganan ODGJ.
“Soal ODGJ itu tanggung jawab bersama yang melibatkan kerja sama keluarga, masyarakat, dan negara,” kata Kiai Ishom.
Bagus Utomo dari Komunitas Peduli Skizofrenia Indonesia (KPSI) menyatakan bahwa komunitas ODGJ membutuhkan dukungan sosial. Keluarga ODGJ dan ODGJ itu sendiri sedang berada dalam tekanan. Mereka membutuhkan pengertian dan dukungan sosial.
“Kita memerlukan dukungan sosial. Jangan lagi menstigmatisasi odgj. Saya punya fesbuk dengan anggota 49 ribuan yang berisi pasien dan keluarga pasien. Saya tiap hari mengelola masalah-masalah kejiwaan. ODGJ distigma orang kurang iman. Kami merasa sedih. Padahal sebagai orang beragama, keimanan saja yang kami punya,” kata Bagus.
Forum bahtsul masail terkait disabilitas mental pada Selasa-Rabu 3-4 Desember 2019 mendata sedikitnya 19 problematika terkait disabilitas mental. Forum ini menghimpun belasan dari seratus lebih masalah yang masuk terkait pandangan Islam, ibadah, muamalah, munakahah, warits dan hak asuh penyandang disabilitas mental.
Peserta bahtsul masail adalah pengurus harian PBNU, pengurus LBM PBNU dan LBM PWNU, lembaga dan banom PBNU. Forum ini juga diikuti oleh perbagai perkumpulan terkait, yaitu perkumpulan Sehat Jiwa, Bipolar Indonesia, Komunitas Peduli Skizofrenia Indonesia (KPSI), Yayasan Cahaya Jiwa, Into The Light, Get Happy, SHG Laras Jiwo Yogyakarta, Yakkum Yogyakarta, P3M, TAF, dan komunitas peduli disabiltas mental lainnya.
Pewarta: Alhafiz Kurniawan
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Refleksi Akhir Safar, Songsong Datangnya Maulid
2
KH Thoifur Mawardi Purworejo Meninggal Dunia dalam Usia 70 tahun
3
Kuasa Hukum Rakyat Pati Mengaku Dianiaya hingga Disekap Berjam-jam di Kantor Bupati
4
Amalan Mengisi Rebo Wekasan, Mulai Mandi, Shalat, hingga Yasinan
5
Ramai Kritik Joget Pejabat, Ketua MPR Anggap Hal Normal
6
Pimpinan DPR Bantah Gaji Naik, tapi Dapat Berbagai Tunjangan Total hingga Rp70 Juta
Terkini
Lihat Semua