PBNU Minta Pemerintah Bijak Sikapi Penghulu
NU Online · Selasa, 24 Desember 2013 | 00:01 WIB
Jakarta, NU Online
Ketua PBNU Slamet Effendy Yusuf meminta pemerintah bijak dalam mensikapi masalah uang yang diterima oleh penghulu ketika menikahkan di rumah penduduk.<>
“Jangan terlalu menggunakan bahasa-bahasa yang keras seperti gratifikasi karena penghulu oleh masyarakat juga diperlakukan sebagai tokoh agama yang memberikan khotbah nikah sampai dengan membacakan doa,“ katanya, Senin (23/12).
Mereka yang menjadi penghulu, menurutnya juga memiliki kemampuan yang memadai dalam menjalankan peran sebagai tokoh agama, mampu membaca Qur’an dengan baik dan memberi nasehat pernikahan secara tepat.
“Dari dulu penghulu sudah memiliki peran seperti itu dan uang yang diberikan ini dinamakan bisyaroh. Mereka memiliki wibawa besar di masyarakat.”
Jika diperlakukan sebagai petugas pencatat nikah, fungsinya seperti di catatan sipil, yang hanya mencatat dan mengecek orang yang sebelumnya sudah menikah di gereja.
“Tetapi penghulu ya jangan sampai menyebut angka dalam perannya sebagai tokoh agama ini,” tandasnya.
Jika pemerintah berniat melarang para penghulu menerima uang dari pengantin, Slamet meminta agar pemerintah menyediakan uang lembur bagi mereka, ketika bertugas di hari libur atau memberi biaya transportasi jika pernikahan diselenggarakan di luar kantor. (mukafi niam)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Refleksi Akhir Safar, Songsong Datangnya Maulid
2
Gaji dan Tunjangan yang Terlalu Besar Jadi Sorotan, Ketua DPR: Tolong Awasi Kinerja Kami
3
Membaca Pajak Lewat Kacamata Fiqih NU
4
KPK Tetapkan Wamenaker Immanuel Ebenezer dan 10 Orang Lain sebagai Tersangka Dugaan Pemerasan Sertifikat K3
5
Ekoteologi dan Siri' na Pacce: Etika Lokal Atasi Krisis Lingkungan
6
Gempa Magnitudo 4,9 di Bekasi, Terasa di Jakarta
Terkini
Lihat Semua